"Tentu saja (memberi apresiasi). Artinya, Pertamina sebagai agen pemerintah sudah menjalankan tugasnya. Dan memang seharusnya begitu,” kata Ina melalui keterangan yang diterima di Jakarta Rabu.
Menurut dia, kalau Pertamina tidak cepat menambah pasokan solar di berbagai wilayah, bisa berdampak buruk bagi kelancaran logistik yang akhirnya berimbas pula terhadap pergerakan ekonomi setempat.
Baca juga: Khofifah harapkan masyarakat kembali tenang, jaminan stok solar aman
"Solar adalah denyut nadi industri. Kalau solar terhambat maka (pergerakan logistik) mandek. Dan itu akan membuat ekonomi daerah tersebut juga mandek," kata dia.
Ina berharap, ke depan pasokan bisa lebih lancar lagi, sehingga, tidak ada lagi antrean panjang solar, yang biasa terjadi menjelang akhir tahun.
Karena hal ini terkait perencanaan kuota yang sudah ditetapkan, maka dia menyarakan agar Pemerintah lebih akurat dalam memperhitungkan besarnya kuota solar untuk masing-masing daerah.
Baca juga: Langkah Pertamina tambah pasokan solar dinilai positif
"Harus diperhitungkan dengan tepat. Pengambil kebijakan harus tepat memproyeksikan kegiatan ekonomi di daerah masing-masing. Karena kalau salah prediksi, biaya pasti bertambah. Ketepatan dalam mengambil kebijakan ini yang harus ada antara Pemerintah Daerah, dan Pusat, dan DPR," katanya.
Seperti diberitakan Pertamina melakukan kesigapan dalam memasok solar di beberapa wilayah guna mengurangi antrean kendaraan di berbagai SPBU . Bahkan untuk wilayah tertentu, BUMN tersebut memberi tambahan volume pasokan sebesar 20 persen dari konsumsi rata-rata harian.
Pewarta: Subagyo
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2019