Istri narapidana terorisme Umar Patek, yakni Gina Gutierez Luceno alias Rukayah resmi menjadi warga negara Indonesia (WNI) setelah surat keterangan kewarganegaraan Indonesia diserahkan langsung oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Suhardi Alius di Lapas Klas I Surabaya di Porong, Sidoarjo, Jatim, Rabu.Pemberian WNI ini melalui melalui serangkaian pertimbangan dari pemangku kepentingan seperti BIN, Densus dan semua instansi terkait dan juga apa yang sudah dilakukan oleh Umar Patek termasuk aspek kemanusiaan
"Pemberian WNI ini melalui melalui serangkaian pertimbangan dari pemangku kepentingan seperti BIN, Densus dan semua instansi terkait dan juga apa yang sudah dilakukan oleh Umar Patek termasuk aspek kemanusiaan," kata Suhardi Alius di sela penyerahan surat keterangan WNI kepada istri Umar Patek.
Ia mengemukakan pada 2,5 tahun yang lalu, dirinya sempat bertemu dengan Umar Patek dan saat itu dirinya sempat diminta untuk membantu istrinya menjadi WNI.
Baca juga: Umar Patek-Ali Imron jadi "bintang" seminar Resimen Mahasiswa
"Dan hari ini sudah terpenuhi, dengan kegiatan surat keterangan dapat dimaknai dengan utuh dan baik, sosial warga binaan dan WNI," tuturnya.
Ia menjelaskan, kepada keluarga Umar Patek diharapkan bisa menjaga kepercayaan dan juga mencintai negara kesatuan Republik Indonesia.
"Pahami cerminan NKRI di tengah masyarakat dan lapas sebagai warga negara," ucapnya.
Pengabulan permohonan kewarganegaraan Republik Indonesia dari Gina Guiterez tersebut berdasarkan pertimbangan kemanusiaan serta asas pengakuan dan penghormatan terhadap hak asasi manusia, ujarnya.
Baca juga: Kepala BNPT kunjungi Yayasan Lingkar Perdamaian dan Umar Patek
Pada kesempatan yang sama, Umar Patek mengaku senang dengan diberikannya status WNI kepada istrinya yang sebelumnya berkewarganegaraan Filipina.
"Kami berterima kasih kepada pemerintah yang telah memberikan kewarganegaraan setelah sejak tahun 2011 mengajukan kewarganegaraan," ucapnya.
Dirinya menceritakan istrinya itu dinikahinya saat berada di kamp para Mujahid di Mindanau, Filipina.
"Saat itu saya memastikan keamanan keluarga istri saya saat pernikahan berlangsung, termasuk tidak menembakkan senjata api yang biasa kami lakukan jika ada pelaksanaan pernikahan," ungkapnya.
Ia menjelaskan, selama dirinya menjalani masa tahanan di Lapas Porong, istrinya selalu mendampingi dengan mengontrak rumah di sekitar Lapas Porong.
"Oleh karena itu, kami meminta kepada teroris supaya tidak melakukan aksinya. Indonesia itu adalah negara yang cinta damai dan memberikan kesempatan beribadah bagi umat manusia," katanya.
Baca juga: Umar Patek kibarkan Merah-Putih saat HUT Kemenkumham
Baca juga: Pakar: sadarnya napi teroris beri harapan baik
Baca juga: Narapidana teroris ikuti upacara hari lahir Pancasila
Pewarta: Indra Setiawan
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2019