• Beranda
  • Berita
  • Potensi pariwisata Kabupaten Madiun, dari budaya hingga kuliner

Potensi pariwisata Kabupaten Madiun, dari budaya hingga kuliner

20 November 2019 23:14 WIB
Potensi pariwisata Kabupaten Madiun, dari budaya hingga kuliner
Ilustrasi - Pesilat mengikuti ‘Parade 1.400 Pendekar Kabupaten Madiun Kampung Pesilat Indonesia 2018’ di Mejayan, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Jumat (26/10/2018). Sekitar 1.400 pesilat dari 14 perguruan silat yang ada di Madiun mengikut parade dalam rangka mendeklarasikan Kabupaten Madiun sebagai Kampung Pesilat Indonesia. (Antara Jatim/Siswowidodo/ZK)

Pengembangan objek dan budaya pariwisata bertujuan agar wisatawan tidak hanya sekali datang berkunjung

Sektor pariwisata berperan penting dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi, menciptakan lapangan pekerjaan, dan mengurangi kemiskinan, terlebih Indonesia memiliki potensi yang luar biasa di bidang tersebut.

Karena itu, pemerintah saat ini sedang gencar mengembangkan sektor pariwisata guna meningkatkan perekonomian dan pemasukan devisa negara.

Pemerintah pusat melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif juga mendorong pemerintah daerah untuk menggali potensi wisata yang dimiliki dan mengembangkanya dengan serius. Baik potensi wisata alam, budaya, kerajinan khas, maupun kuliner.

Hal itu pula yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Madiun, Jawa Timur. Dalam setahun terakhir di bawah kepemimpinan Bupati Ahmad Dawami dan Wakil Bupati Hari Wuryanto yang baru dilantik pada September 2018 tersebut, Pemkab Madiun mulai intensif memajukan potensi pariwisata yang ada di wilayahnya.

Pihaknya mulai menginstruksikan jajarannya untuk melakukan pemetaan sejumlah objek wisata yang menjadi unggulan di wilayah Kabupaten Madiun.

Objek-objek tersebut nantinya akan menjadi destinasi prioritas yang akan dikembangkan dan ditunjang dengan pembangunan infrastruktur yang memadai.

Yakni, di antaranya adalah objek Taman Wisata Watu Rumpuk, Waduk Bening Widas, Monumen Kresek, Festival Kabupaten Madiun Kampung Pesilat Indonesia, dan Kesenian Dongkrek.

Baca juga: Bupati kenalkan batik khas Kabupaten Madiun ke perwakilan Konjen AS
Baca juga: Madiun kini punya Taman Monumen Lokomotif C2606


Objek wisata Watu Rumpuk misalnya. Objek yang berada di lereng Gunung Wilis di Kecamatan Dagangan itu dipilih karena telah ditetapkan sebagai juara terbaik ketiga atas kategori daya tarik wisata alam dalam ajang Anugerah Wisata Jawa Timur (AWJ) tahun 2018

Prestasi itu telah menjadi "angin segar" bagi Pemkab Madiun untuk semakin menggarap potensi wisata yang dimilikinya demi mendukung pengembangan sektor pariwisata secara menyeluruh di wilayah tersebut.

Kemudian objek Monumen Kresek yang ada di Desa Kresek, Kecamatan Wungu, Kabupaten Madiun. Objek itu dipilih karena merupakan tempat wisata sejarah atas peristiwa pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI) di Madiun tahun 1948.

Guna mendukung pengembangan objek wisata sejarah Monumen Kresek, Pemkab Madiun berencana membangun Monumen Lubang Yudo sebagai pengingat lokasi atau tempat eksekusi tawanan PKI.

Harapannya dapat meningkatkan jumlah wisatawan berkunjung ke Kabupaten Madiun untuk mengenal dan mempelajari nilai-nilai sejarah mempertahankan NKRI dan Pancasila dari pemberontakan PKI di Madiun tahun 1948.

Sedangkan objek wisata air Waduk Bening Widas, di Kecamatan Saradan, Kabupaten Madiun merupakan kategori wisata buatan yang perlu digarap untuk mendukung pengembangan pariwisata setempat dengan menggandeng pihak PT Jasa Tirta (Persero).

Lalu, Festival Kabupaten Madiun Kampung Pesilat Indonesia yang digagas oleh Pemkab Madiun sebagai agenda wisata budaya di wilayahnya. Tujuannya untuk menjadi ikon dan mampu mendongkrak tingkat kunjungan wisatawan ke daerah itu.

Festival Kabupaten Madiun Kampung Pesilat Indonesia merupakan tonggak awal kebersamaan berbagai perguruan pencak silat yang ada di Kabupaten Madiun yang bersatu dan memajukan Kabupaten Madiun.

Adapun festival tersebut melibatkan 1.400 pesilat yang berasal dari 14 perguruan pencak silat yang ada di Kabupaten Madiun.

"Pengembangan objek dan budaya pariwisata bertujuan agar wisatawan tidak hanya sekali datang berkunjung. Namun, berulang kali datang dan bisa menginformasikan kepada khalayak untuk datang ke Kabupaten Madiun," ujar Wakil Bupati Madiun Hari Wuryato.

Pihaknya bersama jajaran Dinas Pariwisata akan rutin menggelar kegiatan atau "event" tahunan di objek-objek tersebut guna mengenalkannya dan menarik wisatawan.
Baca juga: Belajar dari obyek wisata Watu Rumpuk

Promosi

Wakil Bupati Madiun Hari Wuryanto mnnyatakan pengembangan pariwisata membutuhkan sejumlah faktor. Di antaranya adalah infrastruktur yang memadai, kemampuan SDM yang kreatif untuk mengelola daya tarik wisata, dan promosi yang gencar dilakukan terus-menerus.

Guna mempromosikan potensi pariwisata di Kabupaten Madiun, Pemkab Madiun sering melakukan kegiatan atau agenda pemerintahan dengan lokasi di objek-objek wisata yang ada. Di antaranya di Taman Wisata Umbul, Watu Rumpuk, Waduk Bening Widas, ataupun Monumen Kresek.

Tujuannya adalah untuk mengenalkan keunggulan wisata yang dimiliki oleh Kabupaten Madiun. Hal itu dimulai dari promosi ke sesama aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan setempat.

Dengan menggelar kegiatan di Watu Rumpuk ataupun Monumen Kresek misalnya, Pemkab Madiun ingin mengenalkan objek wisata tersebut ke ASN setempat. Harapannya, setelah kenal, para ASN tersebut dapat berperan sebagai marketing Kabupaten Madiun.

"ASN Pemkab Madiun harus menjadi marketing pariwisata Kabupaten Madiun. Mereka harus bisa menginformasikan lokasi-lokasi wisata setempat untuk dipromosikan ke masayarakat luar Kabupaten Madiun. Sehingga, kunjungan wisatawan ke Kabupaten Madiun meningkat," katanya.

Selain menjadikan ASN sebagai marketing pariwisata, Pemkab Madiun juga gencar mengenalkan keunggulannya ke daerah luar pada saat melakukan kunjungan kerja ataupun menerima kunjungan tamu dari daerah luar.

Seperti halnya yang dilakukan Wakil Bupati Madiun Hari Wuryanto. Ia mempromosikan keberadaan Kabupaten Madiun sebagai Kampung Pesilat Indonesia saat melakukan kunjungan kerja di Kabupaten Badung, Provinsi Bali pada akhir Oktober 2019.

"Sejak kepemimpinan Bupati Ahmad Dawami setahun terakhir, beliau telah mencanangkan Kabupaten Madiun sebagai Kampung Pesilat Indonesia," katanya.

Menurut dia, pencanangan Kabupaten Madiun, sebagai Kampung Pesilat dilatarbelakangi tradisi setiap bulan Muharam atau Suro dalam penanggalan Jawa yang selalu terjadi bentrok antarperguruan pencak silat di wilayah Madiun dan sekitarnya.

Melihat potensi perguruan pencak silat yang cukup banyak di Kabupaten Madiun, Pemkab Madiun lalu mencanangkan Kabupaten Madiun sebagai Kampung Pesilat Indonesia.

"Jadi, sebanyak 14 perguruan pencak silat yang ada di Kabupaten Madiun mendeklarasikan diri sebagai anggota paguyuban Kampung Pesilat pada bulan Oktober 2018," kata Wabup Hari.

Baca juga: Menangkap peluang keistimewaan Rumah Kapitan Madiun untuk pariwisata

Hal yang ingin ditonjolkan dari Kabupaten Madiun sebagai kampung pesilat adalah sisi lain dari jurus silat menjadi silat seni. Silat seni tersebut dapat dikembangkan dan dikemas untuk mendukung wisata budaya di Kabupaten Madiun.

Selain promosi ke luar daerah, Pemkab Madiun juga harus melibatkan pegiat pariwisata, seperti pengusaha biro perjalanan, dan lainnya untuk memberikan masukan ide dan membantu melakukan promosi pariwisata.

Hal tak kalah penting lainnya adalah melakukan konsultasi dengan konsultan bidang pariwisata guna melakukan kajian dan riset tentang strategi pengembangan pariwisata di Kabupaten Madiun.

Dengan melakukan hal-hal tersebut, diharapkan potensi-potensi wisata yang ada dapat lebih dimaksimalkan. Sehingga sektor pariwisata yang ada di Kabupaten Madiun akan mampu mendongkrak pendapatan asli daerah (PAD) yang muaranya meningkatkan kesejahteraan bagi warga setempat.

 

Pewarta: Louis Rika Stevani
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2019