Perusahaan Daerah Perusahaan Air Minum (PAM) Jaya berharap dapat mewariskan instalasi pengelolaan air (IPA) bersih berteknologi Sea Water Reverse Osmosis (SWRO) di Kepulauan Seribu sehingga sangat bermanfaat bagi pemenuhan dan kebutuhan air bersih bagi masyarakat di kawasan itu.Ini momentum yang bisa kita jadikan legacy (warisan). Kami ingin berkontribusi memberikan air bersih
"Ini momentum yang bisa kita jadikan legacy (warisan). Kami ingin berkontribusi memberikan air bersih," kata Direktur Utama Perusahaan Air Minum (PAM) Jaya Priyatno Bambang Hernowo di Pulau Payung, Kabupaten Kepulauan Seribu, Rabu.
Bambang menjelaskan, saat ini baru empat tempat yang menjadi lokasi pendirian IPA SWRO adalah di Pulau Payung, Pulau Pramuka, Pulau Panggang dan Pulau Kelapa Dua dan dibangun oleh Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta, namun pengelolaannya diserahkan pada PD PAM Jaya berdasarkan Surat Penugasan dari Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 62 Tahun 2019.
"Pengelolaannya empat SWRO itu, mulai 2020, akan dilakukan oleh PD PAM Jaya. Sejak 2018, kami sudah melakukannya di Untung Jawa dengan kapasitas 2,5 liter per detik (seconds)/lps untuk melayani 288 jiwa. Selama 2019 biaya akan gratis dulu," katanya.
Untuk IPA SWRO di Pulau Payung, berkapasitas 0,25 lps dengan penduduk 199 jiwa dan jumlah pelanggan 49 sambungan. Kapasitas SWRO di Pulau Pramuka tiga lps dengan jumlah penduduk 2.174 jiwa dan pelanggan 653 sambungan.
Baca juga: Jakarta anggarkan Rp305 miliar untuk bangun sembilan SWRO
IPA SWRO di Pulau Panggang memiliki kapasitas tiga lps dengan jumlah penduduk 2.335 jiwa dan pelanggan 1.184 sambungan. Sedangkan Pulau Kelapa Dua memiliki IPA SWRO berkapasitas 0,25 lps dengan jumlah penduduk 440 jiwa dan pelanggan 113 sambungan.
"Tahun 2019 ini tiga pulau akan ditambah (IPA SWRO) dan ke depan 11 pulau berpenduduk insya Allah akan bisa kami layani sesuai kebutuhan," ujar dia.
Tiga pulau yang tengah dikerjakan IPA SWRO-nya adalah Pulau Kelapa dan Pulau Harapan dengan kapasitas lima lps, Pulau Tidung 2,5 lps, serta Pulau Lancang 1,5 lps.
Kepala Dinas SDA DKI Juaini Yusuf mengaku anggaran yang dibutuhkan untuk membangun fasilitas ini diambil dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI Jakarta sekitar ratusan miliar rupiah.
"Anggaran untuk 2020 sekitar Rp100 miliar," kata Juaini.
Kendala pembangunan
Selain itu, Juaini menjelaskan biaya pembangunan IPA SWRO berbeda di setiap pulaunya, tergantung dari kapasitas IPA SWRO.
"Ini (IPA SWRO di Pulau Payung) agak kecil 0,25 liter per detik. Biayanya sekitar Rp20 miliar," ujar dia.
Sedangkan biaya paling besar pembangunan IPA SWRO, lanjut Juaini, di Pulau Panggang. Karena kapasitas instalasi pengolahan air bersih di Pulau Panggang cukup besar dan jumlah penduduknya pun lebih banyak.
"Anggarannya sekitar Rp30-Rp40 miliar," ucap dia.
Diakui Juaini, ada kendala dalam pembangunan IPA SWRO di Kepulauan Seribu. Terutama dalam distribusi perlengkapan pembangunan IPA SWRO.
"Kendala kita distribusi perlengkapan kita saja nih dari darat ke laut, apa lagi kalau lagi ada angin kencang," kata dia.
Peran pemda
Sementara itu, Bupati Kepulauan Seribu Husein Murad menjelaskan peran Pemerintah Kabupaten (Pemkab) mencari lokasi pembangunan IPA SWRO dan sosialisasi kepada masyarakat soal penyediaan air bersih.
Baca juga: Hujan tak kunjung turun, warga di Kepulauan Seribu kesulitan air
Husein menyebutkan kriteria pulau-pulau untuk dibangun instalasi IPA SWRO adalah pulau yang berpenduduk banyak dan semua masyarakat dapat menikmati air bersih.
"Kriteria pulau-pulau yang dibangun berpenduduk banyak. Memang semua pulau yang berpenduduk target kita ada air bersih semua," lanjut Husein.
Tahun ini, Husein menjelaskan pihaknya sedang melakukan pembangunan di tiga pulau yakni Pulau Harapan, Pulau Tidung, dan Pulau Lancang dengan target tahun ini selesai dan diresmikan tahun depan.
Saat ini, sudah ada delapan instalasi IPA SWRO yang jadi dan empat sudah diresmikan dan dapat dioperasikan untuk masyarakat yang tinggal di pulau.
"Satu lagi di Pulau Untung Jawa sudah jadi dibangun Kementerian PUPR," demikian Husein.
Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2019