• Beranda
  • Berita
  • PLN gandeng Indonesia Power kelolah pembangkit EBT di NTT

PLN gandeng Indonesia Power kelolah pembangkit EBT di NTT

21 November 2019 13:18 WIB
PLN gandeng Indonesia Power kelolah pembangkit EBT di NTT
General Manager PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur, Ignatius Rendroyoko, (Antara foto/Aloysius Lewokeda)

Untuk pengelolaan pembangkit EBT di NTT kami menggandeng Indonesia Power khususnya untuk operasi dan perawatan pembangkit-pembangkit kita di daerah ini

PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Nusa Tenggara Timur menggandeng PT Indonesia Power untuk mengelola pembangkit listrik yang bersumber dari energi baru terbarukan (EBT) di provinsi berbasiskan kepulauan itu.

"Untuk pengelolaan pembangkit EBT di NTT kami menggandeng Indonesia Power khususnya untuk operasi dan perawatan pembangkit-pembangkit kita di daerah ini," kata General Manager PT PLN (Persero) UIW NTT, Ignatius Rendroyoko, di Kupang, Kamis.

Dia mengatakan, upaya menggandeng PT Indonesia Power ini dilakukan karena perusahaan yang menjadi bagian dari PLN Group ini merupakan pengelola pembangkit listrik terbesar di Indonesia.

Menurut dia, Indonesia Power memiliki keahlian dan pengalaman serta sumber daya manusia yang andal di bidang pembangkit listrik baik yang berbahan bakar fosil maupun EBT.

Berdasarkan data yang diterima, lanjut dia, Indonesia Power sudah berhasil mengelola pembangkit listrik EBT di Indonesia mencapai sebesar 1.457 Mega Watt (MW) dan penguatan lini energi terbarukan.

Menurut dia, hal ini sejalan dengan kebijakan pemerintah yang telah menetapkan porsi pengembangan EBT sebesar 23 persen dalam bauran energi primer pada 2025.

"Karena itu kami gandeng mereka dan ke depan terus digaungkan mengingat di Pulau Flores sudah menjadi ikon dengan potensi panas bumi (geothermal) seperti yang menyebar di Ulumbu dan Mataloko," katanya.

Ignatius menambahkan, dalam kerja sama ini juga dilakukan perencanaan bersama untuk mengoperasikan kembali Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTBm) Bondohula di Kabupaten Sumba Barat.

Menurut dia, peralatan PLTBm yang berada di Pulau Sumba itu masih dalam kondisi baik sehingga selanjutnya bisa dikelola pihak Indonesia Power.

"Prinsipnya kami juga mengajak pihak Indonesia Power untuk bersama menekuni dan menciptakan bahan baku biomassa karena NTT masih butuh sumber-sumber pembangkit untuk memperkuat pasokan listrik," katanya.

Baca juga: 66.346 rumah di NTT terlistriki pada Januari-Oktober

Baca juga: PLN NTT kejar rasio elektrifikasi 90 persen akhir 2019

Baca juga: PLN NTT tambah kapasitas pembangkit sebesar 44 MW

 

Pewarta: Aloysius Lewokeda
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2019