• Beranda
  • Berita
  • Mahalnya pajak impor peluru menghambat cabang olahraga menembak

Mahalnya pajak impor peluru menghambat cabang olahraga menembak

21 November 2019 14:41 WIB
Mahalnya pajak impor peluru menghambat cabang olahraga menembak
Atlet menembak Indonesia dalam sesi latihan jelang SEA Games 2019 di Lapangan Tembak Senayan, Kamis (21/11/2019). ANTARA/Asep Firmansyah/am.

Hal-hal seperti ini menjadi tanggung jawab pemerintah

Cabang olahraga menembak jadi salah satu yang diandalkan mampu meraih medali emas di SEA Games 2019 Filipina, tetapi persiapan mereka ternyata sempat terkendala dengan mahalnya biaya pajak impor peluru.

Sekretaris Jenderal Persatuan Menembak Indonesia (Perbakin) Firtian Yudit Swandarta mengatakan kebutuhan akan peluru untuk latihan para atletnya masih mengandalkan impor.

Baca juga: Menembak incar tiga emas di SEA Games 2019 Manila

"Peluru itu dari segi import kewenangan sesuai Perkab itu kewenangan Perbakin untuk mengimpor senjata dan peluru. Kemudian Perbakin akan menunjuk importir sebagai pelaksana impor,"

"Kebanyakan regulasi di kita (Indonesia) perlakuannya hampir sama dengan barang-barang yang masuk sehingga pajaknya tinggi banget," ujar Firtian di Lapangan Tembak Senayan, Jakarta, Kamis.

Firtian mengatakan sebenarnya peluru untuk keperluan cabang menembak bisa dipenuhi oleh PT Pindad. Namun nilai ekonominya kurang pas karena hanya memenuhi kebutuhan Perbakin saja.

PT Pindad harus mempertimbangkan Break Even Point (BEP) atau titik impas di mana posisi jumlah pendapatan dan biaya sama atau seimbang sehingga tidak terdapat keuntungan ataupun kerugian dalam suatu perusahaan.

Maka dari itu, Perbakin mengandalkan impor dari perusahaan luar meski harus menanggung beban biaya bea masuk dan pajak yang tinggi saat barang tiba di Indonesia.

Baca juga: Asah kemampuan pelatih lokal, Perbakin datangkan pelatih Korsel

"Peluru yang kita impor sudah dikenal di seluruh dunia, pasarnya bukan hanya Indonesia. Jadi mereka punya nilai keekonomisan. kalau kuantitas dari peluru yang dipesan dengan pabrik di luar dia (Pindad) ga akan kalah, lebih bagus mungkin. Tapi kita ga butuh segitu (banyak)," kata dia.

Sementara itu, Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali mengatakan akan berkoordinasi dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani guna mendapat keringanan khusus perihal bea masuk dan pajak untuk memenuhi kebutuhan alat para atlet.

"Saya kira hal-hal seperti ini menjadi tanggung jawab pemerintah dan akan mendiskusikan. Saya sebagai Kemenpora dan Ibu Menteri Keuangan akan memberikan penjelasan tentang alasan-alasan yang rasional tentang kebutuhan itu," kata dia.

Baca juga: Menpora optimistis cabang menembak mampu penuhi target emas

Baca juga: Perbakin petakan kekuatan peserta SEA Games 2019 lewat SEASA

Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2019