"Pengembangan energi baru terbarukan tetap jadi bagian fokus untuk terus kami tambahkan, mengingat NTT memiliki potensi yang cukup besar terutama dari panas matahari, panas bumi, dan lainnya," katanya di Kupang, Kamis.
Dia mengatakan, pada semester I 2019, pihaknya telah menambah kapasitas pembangkit listrik bersumber dari EBT sebesar 6,92 MW sehingga total kapasitas yang sudah dihasilkan hingga saat ini mencapai 22,72 MW.
Baca juga: PLN gandeng Indonesia Power kelolah pembangkit EBT di NTT
Menurutnya, potensi EBT yang dimanfaatkan sejauh ini yang terbesar menyebar di Pulau Flores dengan kapasitas yang sudah dihasilkan mencapai 14,68 MW.
Dia mencontohkan, seperti Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) dan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLMH) Waigarit di Kabupaten Manggarai, PLTP Mataloko dan PLTMH Ogi di Kabupaten Ngada, PLMH Ndungga di Kabupaten Ende.
Untuk daerah lain seperti di Pulau Sumba, Pulau Timor dan sekitarnya, lanjut dia, juga dikembangkan pembangkit EBT terutama dengan memanfaatkan potensi tenaga surya.
Sebelumnya, Igantius mengatakan pihaknya berkomitmen untuk terus mengembangkan EBT sebagai sumber listrik alternatif sesuai potensi yang dimiliki wilayah provinsi berbasiskan kepulauan itu..
Baca juga: Pengusaha batu bara khawatirkan kebijakan pengembangan EBT
Pemanfaatan EBT, lanjutnya, untuk menjaga keberlanjutan lingkungan karena mengurangi emisi, selain juga menghemat biaya penggunaan bahan bakar minyak.
"Karena itu energi baru terbarukan tentu akan selalu menjadi bagian dari prioritas kami di PLN dengan beberapa variabel dari panas bumi, air, tenaga matahari, dan angin," katanya.
Pewarta: Aloysius Lewokeda
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2019