"Forum ini akan menjadi wahana bagi penyebaran informasi yang dibutuhkan pengusaha China untuk bekerja sama dengan pengusaha di Indonesia," kata Duta Besar RI untuk China Djauhari Oratmangun di Beijing, Kamis.
Ia berharap forum tersebut segera ditindaklanjuti secara konkret guna mendapatkan hasil positif bagi kedua negara pada masa-masa mendatang.
Penyelenggaraan forum tersebut menandai pembukaan kantor Perhimpunan INTI Perwakilan Beijing, yang berada di kawasan Qianmen, Distrik Dongcheng.
Dubes mengemukakan bahwa para pakar dan pengamat ekonomi dunia sepakat mengenai masa depan Indonesia yang cerah.
"Indonesia memiliki semua yang diperlukan sebagai tujuan investasi yang menguntungkan, mulai dari demografi, daya beli, mobilitas ekonomi, hingga kreativitas," ujarnya.
Apalagi menurut dia, Indonesia dan China juga telah sepakat untuk menyinergikan Poros Maritim Dunia yang digagas Indonesia dan Prakarsa Sabuk Jalan (BRI) yang digagas China.
Penggiatan prakarsa-prakarsa tersebut diwujudkan dalam pembangunan di empat koridor ekonomi, yakni Sumatra Utara, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, dan Bali.
Perhimpunan INTI didirikan pada tahun 1999 oleh komunitas Tionghoa di Indonesia sebagai wahana komunikasi dan sosial.
Dalam 20 tahun perkembangannya, paguyuban tersebut telah banyak melakukan kegiatan sosial dan kemasyarakatan.
Perhimpunan INTI aktif memberikan bantuan kepada para korban bencana alam dan beasiswa kepada pelajar berprestasi serta tidak mampu.
Dalam forum yang dihadiri lebih dari 500 orang itu, Staf Ahli Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal Conrad Hendarto dan Wakil Bupati Pati Saiful Arifin turut memberikan paparan.
Baca juga: Perusahaan baja China rencana bangun pabrik di Tarakan
Baca juga: China dan Rusia berminat investasi di ibu kota baru
Baca juga: Konjen sebut belasan pengusaha China telah investasi di Nusa Tenggara
Presiden Jokowi ungkapkan pentingnya kepercayaan strategis ASEAN-China
Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2019