London Mini Indonesian Film Festival yang digelar Curzon Sinema London, Inggris mulai 22 hingga 24 November.
Festival film Indonesia yang pertama kali digelar di London ini, dibuka dengan film "Dua Garis Biru" yang mendapat nominasi Piala Citra untuk 12 kategori.
Film lain yang akan diputar adalah "Turah", "Nyanyian Akar Rumput" dan "27 Steps of May".
Festival ini rencananya akan ditutup dengan pemutaran "Bumi Manusia" yang diangkat dari novel Pramoedya Ananta Toer yang sempat dilarang peredarannya pada masa orde baru.
Duta Besar Indonesia untuk Inggris Rizal sukma mengatakan festival film memiliki berbagai dimensi yang penting.
"Pertama sebagai diplomasi seni dan budaya yang efektif, kedua sebagai wahana memperkenalkan film Indonesia ke pasar Inggris yang bertujuan mendukung pertumbuhan ekonomi kreatif di tanah air" ujar Rizal di London, Jumat.
Pendiri IFS dan direktur festival, Patrick Tantra, mengatakan festival diadakan atas prakarsa Indonesian Film Society (IFS) dengan dukungan dari KBRI London, sebagai bagian dari rangkaian peringatan 70 tahun Hubungan Diplomatik Indonesia-Inggris.
IFS adalah komunitas berbasis di London yang berdiri tahun 2018 dan rutin memutarkan film-film Indonesia, terutama film yang mengangkat kritik sosial.
"Kami menjadikan film sebagai medium untuk melihat berbagai persoalan di Indonesia untuk kemudian menciptakan ruang-ruang diskusi," ujar Patrick Tantra.
Baca juga: Film bernuansa etnik Indonesia yang mencuri perhatian internasional
Baca juga: Dua Garis Biru wajib ditonton remaja-orang tua
Baca juga: "Bumi Manusia" dan "Perburuan" diputar perdana di Surabaya
Pewarta: Zeynita Gibbons
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2019