• Beranda
  • Berita
  • Sensor ketinggian air Sungai Boyong rusak, BPBD Sleman pasang CCTV

Sensor ketinggian air Sungai Boyong rusak, BPBD Sleman pasang CCTV

23 November 2019 17:22 WIB
Sensor ketinggian air Sungai Boyong rusak, BPBD Sleman pasang CCTV
Sensor EWS di aliran Sungai Boyong, Kecamatan Pakem, Sleman, rusak sehingga BPBD Sleman mengganti dengan memasang CCTV. Foto Antara/ Victorianus Sat Pranyoto
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, menemukan kerusakan pada sensor di Early Warning System (EWS) di aliran Sungai Boyong di Kecamatan Pakem yang merupakan sungai berhulu Gunung Merapi.

"Guna mengantisipasi kemungkinan banjir lahar dingin, kami akhirnya mengganti sensor tersebut dengan Closed circuit television (CCTV)," kata Kepala Seksi Mitigasi Bencana BPBD Kabupaten Sleman Joko Lelono di Sleman, Sabtu.

Menurut dia, ada temuan empat sensor ketinggian air di Sungai Boyong yang rusak.

"Kami memilih untuk tidak mengganti sensor itu dan memasang CCTV," katanya.

Baca juga: Potensi letusan kecil Merapi masih ada

Baca juga: Gunung Merapi mengalami dua kali gempa guguran

Baca juga: Kementerian ESDM minta masyarakat tidak panik terkait letusan Merapi


Ia mengatakan, dengan dipasang CCTV justru lebih efisien untuk melakukan pemantauan aktivitas baik awan panas ataupun banjir lahar dingin. "Sensor juga lebih riskan rusak," katanya.

Joko mengatakan, komponen yang rusak hanyalah sensor ketinggian air. Namun, untuk sirine masih berfungsi normal.

"Sensor yang rusak diganti dengan CCTV yang kameranya akan merekam ketinggian air dengan mengacu pada meteran yang terpasang di bendungan," katanya.

Ia mengatakan, CCTV fungsinya sama dan justru langsung bisa terpantau secara daring (online) dari Pusdalops (Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana) atau dari kantor BPBD.

"Untuk memantau, ada personel yang disiagakan selama 24 jam. Petugas akan dapat langsung mengetahui jika ada banjir lahar dengan ketinggian tertentu. Setelah itu petugas pun akan membunyikan sirine di EWS," katanya.

Jika menggunakan sensor, kata dia, maka sensor akan membaca otomatis dan membunyikan sirine. Tapi ternyata itu juga bermasalah, karena sering berbunyi sendiri karena ada kesalahan sensor.

"Saat semua EWS milik BPBD Sleman sudah dilengkapi dengan CCTV. Total ada 20 EWS yang tersebar. Seperti di Desa Purwobinangun mulai Dusun Turgo sampai Pulowatu. Tepatnya di Kaliboyong yang telah terpasang empat titik EWS," katanya.

Di Turgo sisi atas ada EWS awan panas dan EWS untuk banjir lahar dingin. Sementara di lereng Merapi sisi timur, EWS juga dilengkapi dengan CCTV dari Kalitengah Lor sampai Sindumartani.*

Baca juga: BPPTKG: Letusan Gunung Merapi berpotensi terus terjadi

Baca juga: Warga diimbau jauhi radius 3 km dari puncak Merapi setelah erupsi

Baca juga: Hujan abu tipis guyur dua desa di sekitar Gunung Merapi

Pewarta: Victorianus Sat Pranyoto
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019