"Penyidik telah memeriksa enam saksi. Mereka dimintai keterangan dalam penyelidikan dan pengusutan kasus kematian gajah," kata Kapolres Aceh Timur AKBP Eko Widiantoro di Idi, ibu kota Aceh Timur, Minggu.
Baca juga: Bupati Aceh Timur mendesak pembunuhan gajah diusut tuntas
Kapolres menyebutkan saksi yang dimintai keterangan di antaranya dua orang dari PT Atakana Company, seorang dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh dan seorang dari BKSDA Resor Langsa.
"Kemudian, dua saksi lagi dari Conservation Response Unit, CRU Serbajadi, Aceh Timur. Jadi, jumlah saksi yang diperiksa sudah enam orang, "sebut perwira menengah Polri tersebut.
Terkait dengan saksi ahli, Kapolres Aceh Timur mengatakan pihaknya akan memintai keterangan ahli. Namun, penyidik harus mengantongi hasil uji sampel dari laboratorium forensik, Mabes Polri.
"Saksi ahli akan dimintai keterangan setelah adanya hasil uji laboratorium forensik. Dan kami akan terus mendalami kasus kematian satwa dilindungi tersebut," kata AKBP Eko Widiantoro.
Sebelumnya, seekor gajah betina usia 25 tahun ditemukan mati dalam area hak guna usaha (HGU) PT Atakana Company di Gampong (desa) Seumanah Jaya, Kecamatan Ranto Peureulak, Aceh Timur, Rabu (20/11).
Hasil nekropsi atau autopsi tim BKSDA Aceh dan Polres Aceh Timur, gajah sumatra itu mati diduga akibat racun. Namun, kepastiannya menunggu hasil laboratorium forensik
"Kami melihat ada hal tidak biasa dalam lambung gajah. Pakan atau makanan dalam lambung menghitam, jadi dugaan kita, gajah ini mati akibat memakan racun," kata Rosa Rika Wahyuni, tim kesehatan hewan BKSDA.
Baca juga: Kondisi anak gajah luka terjerat di Aceh mulai membaik
Pewarta: M.Haris Setiady Agus
Editor: Eddy K Sinoel
Copyright © ANTARA 2019