Dengan demikian, tim besutan Milos Pejic itu berhak untuk membawa pulang uang hadiah sebesar Rp150 juta, sedangkan Hangtuah "hanya" mengantungi Rp100 juta saja.
Baca juga: Final Piala Presiden: Hangtuah enggan diremehkan, SM ogah jemawa
Hanya menurunkan tujuh pemain secara bergantian, Satria Muda menang berkat torehan akurasi tembakan terbuka 40,8 persen sepanjang laga serta ketangguhan untuk mengamankan 42 rebound.
Sebaliknya, malam final tak menjadi milik Hangtuah, sebab mereka hanya mencapai akurasi tembakan terbuka 24,5 persen serta 28 rebound.
Eksploitasi paint area juga menjadi kunci utama keberhasilan Satria Muda menjadi juara. Di area tersebut mereka mengemas 30 poin, terpaut 20 poin dibandingkan milik Hangtuah.
Arki Dikania Wisnu menorehkan 13 poin dan enam rebound untuk menyokong kemenangan Satria Muda. Kendati rekan-rekannya tak satu pun mencapai raihan dua digit poin, namun enam pemain yang turun bergantian mendampingi Arki mengemas sekurang-kurangnya lima poin.
Hangtuah juga demikian, delapan pemain mereka mencetak sekurang-kurangnya dua poin, dipimpin Sevly Rondonuwu dan Kelly Purwanto yang sama-sama mencetak 11 poin.
Selanjutnya, jalannya pertandingan
Timpang di awal, tegang di akhir
Christian Gunawan membuka keran angka lewat sebuah layup kala ia menerobos dari sisi kanan papan pada saat saat pertandingan baru berjalan 28 detik.
Satria Muda begitu mendominasi pertandingan bahkan membungkam Hangtuah di lebih dari separuh kuarter pertama berjalan. Sebuah jump shot dari Fadlan Minallah memperlebar dominasi Satria Muda 11-0.
Sebaliknya, Hangtuah baru bisa mencetak poin lewat dua lemparan bebas Abraham Wenas pada sisa waktu tiga menit 26 detik dan kuarter pertama berakhir dengan keunggulan telak Satria Muda 13-5.
Dominasi Satria Muda terus berlanjut pada periode berikutnya, di mana Hangtuah baru bisa menembus dua digit poin pada sisa waktu 46 detik kuarter kedua.
Di tengah rendahnya akurasi tembakan terbuka Hangtuah hingga kuarter kedua, hanya 14,3 persen, Satria Muda unggul telak 22-11 kala menyudahi paruh pertama pertandingan.
Pada kuarter ketiga, Hangtuah seolah baru bangun dari tidur panjangnya. Setelah tujuh tembakan tripoin mereka di dua kuarter awal tak menemui sasaran, empat dari enam percobaan yang mereka lepaskan pada kuarter ketiga melesak mulus ke dalam keranjang.
Bahkan Hangtuah sempat begitu dekat mengejar Satria Muda, memangkas jarak ketertinggalan menjadi tiga poin saja pada sisa waktu semenit enam detik lewat tripoin Kelly yang mengubah kedudukan menjadi 30-33.
Akan tetapi, Arki kemudian menunjukkan ia pantas mengemban peran sebagai kapten Satria Muda ketika melesakkan lima poin beruntun untuk memperlebar kembali jarak keunggulan 38-30 atas Hangtuah kala kuarter ketiga berakhir.
Baca juga: Tundukkan Bima Perkasa, Prawira rebut peringkat kelima Piala Presiden
Laga kuarter pemungkas kian memanas, dan Hangtuah yang diposisikan sebagai tim tak diunggulkan mendapat dukungan penuh dari publik Sritex Arena tiap kali mereka mengendalikan bola.
Para pemain Hangtuah membalas dukungan itu dengan memangkas jarak menjadi 43-46 lewat tripoin Sevly pada sisa waktu tiga menit 49 detik kuarter pemungkas.
Sayangnya, eksploitasi area bawah keranjang yang kian dilancarkan oleh para pemain Satria Muda sulit dibendung oleh Hangtuah. Walhasil keunggulan Satria Muda melebar lagi dalam kedudukan 51-43 pada sisa waktu semenit 12 detik pertandingan.
Skor itu bertahan hingga bel tanda laga usai berbunyi setelah beberapa peluang yang dimiliki Hangtuah terbuang. Satria Muda juara Piala Presiden Bola Basket.
Baca juga: Pelita Jaya posisi ketiga Piala Presiden usai atasi Satya Wacana
Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Dadan Ramdani
Copyright © ANTARA 2019