Hal itu diungkapkan sang pelatih Harry Prayogo selepas Hangtuah dikalahkan Satria Muda Pertamina Jakarta 43-51 dalam final Piala Presiden Bola Basket di GOR Sritex Arena, Solo, Minggu malam.
Baca juga: Satria Muda juara Piala Presiden Bola Basket, hentikan Hangtuah 51-43
"Dua kali sudah kami sampai final. Harusnya itu bukti bahwa anak-anak muda ini sudah satu level lebih di atas," kata Harry dalam jumpa pers purnalaga.
Sekira sebulan lalu, dalam turnamen Piala Raja di Yogyakarta, Hangtuah juga tampil di partai final menantang tim nasional Indonesia yang kala itu ambil bagian.
Hanya saja ia mengakui Hangtuah masih dijangkiti problematika khas tim-tim yang berkomposisi pemain muda, yakni kegugupan dan kerap terlambat menemukan ritme permainan terbaik.
Hal itu terlihat jelas dalam partai final Piala Presiden Bola Basket, di mana Hangtuah baru bisa mencetak angka pada sisa waktu tiga menit 26 detik kuarter pertama.
"Mungkin itu problema anak muda kali ya. Terlambat panas dan agak nervous di awal," ujar pelatih yang akrab disapa Ai itu.
"Mudah-mudahan dari gim ini mereka bisa belajar buat menemukan kesiapan sejak detik pertama pertandingan," katanya melengkapi.
Baca juga: Penuhi target capai final, Hangtuah ingin bawa cerita manis dari Solo
Kendati tertinggal jauh pada dua kuarter pertama, Hangtuah seolah mendapat tamparan keras di ruang ganti dan tampil sangat berbeda memasuki kuarter ketiga.
Mengandalkan tembakan tripoin yang mulai akurat, beberapa kali Hangtuah memangkas jarak ketertinggalan menjadi hanya tersisa tiga poin, meski akhirnya harus mengakui keunggulan Satria Muda.
Kalah di laga pemungkas jelas menyakitkan bagi Hangtuah, namun Abraham Wenas dkk sudah mampu memenuhi target yang diberikan manajemen tim yang mendapat sokongan sponsor baru itu, yakni mencapai partai final.
Keluar sebagai runner-up Piala Presiden Bola Basket, Hangtuah berhak memperoleh hadiah uang senilai Rp100 juta, yang oleh panitia penyelenggara dijanjikan bakal cair selambat-lambatnya pada Rabu (27/11).
Baca juga: Juara Piala Presiden masih langkah pertama, kata Milos Pejic
Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Irwan Suhirwandi
Copyright © ANTARA 2019