• Beranda
  • Berita
  • Kemenperin lanjutkan program cetak wirausaha baru di pesantren

Kemenperin lanjutkan program cetak wirausaha baru di pesantren

25 November 2019 16:05 WIB
Kemenperin lanjutkan program cetak wirausaha baru di pesantren
Direktorat Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka Kemenperin, Gati Wibawaningsih diwawancarai wartawan usai mengelar bimbingan teknis wirausaha baru Industri Kecil Menengah (IKM) berbasis Pondok Pesantren (Ponpes) di Serang, Provinsi Banten beberapa waktu lalu. ANTARA/Mulyana/am.

Peserta bimbingan teknis yang merupakan santri dan alumni serta pengurus pondok pesantren diharapkan pada akhirnya akan menjadi wirausaha yang mandiri...

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berkomitmen terus melaksanakan Program Santripreneur, termasuk untuk mewujudkan kemandirian industri nasional yang berbasis ekonomi syariah.

Santripreneur adalah program pengembangan Industri Kecil dan Menengah (IKM) di lingkungan pondok pesantren.

“Program Santripreneur merupakan salah satu wujud konkret dari upaya pemerintah saat ini dalam menumbuhkan jiwa wirausaha di kalangan para santri di pondok pesantren (ponpes),” kata Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kemenperin Gati Wibawaningsih lewat keterangannya di Jakarta, Senin.

Gati menyampaikan hal tersebut saat memberi sambutan pada peresmian Program Penumbuhan Wirausaha Baru melalui Bimbingan Teknis Produksi dan Fasilitasi mesin/peralatan konblok (Paving Blok) di Pondok Pesantren Darunnajah 14 Kabupaten Serang.

Gati menjelaskan untuk membangun ekosistem kewirausahaan yang lebih baik adalah tugas dan tanggung jawab bersama antara Pemerintah dengan masyarakat. “Oleh karena itu saya mendorong agar para santri selepas lulus dari pondok pesantren tidak hanya menjadi guru di mushola atau masjid tapi, juga menjadi seorang santripreneur,” tegasnya.

Program Penumbuhan Wirausaha Baru IKM di Pondok Pesantren Darunnajah, khususnya Pospes Darunnajah 14 di Serang, Banten, itu diberikan dalam bentuk Bimbingan Teknis Produksi dan Fasilitasi Mesin/Peralatan Konblok (Paving Blok).

“Peserta bimbingan teknis yang merupakan santri dan alumni serta pengurus pondok pesantren diharapkan pada akhirnya akan menjadi wirausaha yang mandiri, dan dapat menjadi pionir bagi santri lainnya untuk maju dan berkembang dalam berwirausaha,” tutur Gati.

Gati menambahkan fasilitasi mesin/peralatan produksi produk konblok diberikan kepada Pondok Pesantren Darunnajah 14 dengan harapan alat ini dapat dimanfaatkan bagi pondok pesantren sebagai unit bisnis yang baru.

Pondok Pesantren Darunnajah yang saat ini mempunyai cabang sebanyak 17 ponpes dengan 15.000 santri, pada tahun ini Ponpes Darunnajah 14 yang berlokasi di Serang, Banten akan menjadi salah satu lokasi penumbuhan wirausaha industri.

Ponpes Darunnajah 14 memiliki 300 santri yang ingin mengembangkan usaha di bidang konblok yang merupakan produk yang sangat dibutuhkan masyarakat di Serang. Hal itu seiring dengan lajunya pembangunan infrastruktur pemerintah maupun swasta di Serang.

Program Santripreneur besutan Ditjen IKMA berlangsung sejak 13 September 2019 yang membina  40 pondok pesantren dengan jumlah santri sebanyak 8.128 orang. Para santri  telah diberikan pengetahuan wawasan kebangsaan, motivasi kewirausahaan, pelatihan produksi, serta bantuan mesin/ peralatan.

Beberapa sektor yang didorong yakni olahan pangan dan minuman, perbengkelan roda dua, kerajinan boneka dan kain perca, konveksi busana muslim dan seragam, daur ulang sampah dan produksi pupuk organik cair, kosmetik dan home care, kemudian kini di bidang pembuatan konblok atau paving block.


Baca juga: Wapres Ma'ruf anjurkan pesantren cetak Santri "Gus Iwan"

Baca juga: Wirausaha santri dinilai sebagai arus baru ekonomi Indonesia

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019