Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Harjanto mengatakan Nissan sedang mencari waktu yang tepat untuk melaporkan secara resmi detail rencana dan perkembangan bisnisnya kepada Kementerian Perindustrian.
"Nissan akan menghentikan produksi Datsun Go dan Datsun Go+ pada Januari 2020 lantaran skala penjualan di bawah skala ekonomi," kata Harjanto melalui pesan WhatsApp, Selasa.
Menanggapi pernyataan Harjanto itu, Head of Communication Nissan Motor Indonesia Hana Maharani kepada ANTARA mengatakan produsen otomotif Jepang itu memiliki rencana optimalisasi yang selaras dengan operasi bisnis maupun organisasi.
Baca juga: Nissan berencana lepas merek Datsun
"Kami menegaskan bahwa Nissan terus berkomitmen kepada pasar dan pelanggan di Indonesia," kata Hana.
"Rencana optimalisasi kami meliputi penyelarasan operasi bisnis dan organisasi, termasuk optimalisasi produksi. Sebagai bagian dari rencana itu, kami melakukan sejumlah langkah yang memastikan pertumbuhan kami pada masa depan," ujar Hana.
Sejak program kendaraan LCGC bergulir pada 2013, Datsun melalui produk Go dan Go+ dengan konfigurasi 5+2 penumpang pernah mencicipi manisnya penjualan di Indonesia.
Mengacu data wholesales (penjualan pabrik ke diler) Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO), Datsun menjual 20 ribu mobil pada 2014, kemudian melonjak menjadi 29,3 ribu unit pada 2015.
Baca juga: Datsun Indonesia berhenti produksi tahun depan
Kendati demikian, menginjak 2016, penjualan mereka turun 12 persen menjadi sekira 27 ribu mobil dan terus menurun hingga kini.
Datsun kemudian menghadirkan varian Cross dengan dua tipe transmisi, tapi penurunan angka penjualan terus terjadi. Pada 2019, berdasarkan data Gaikindo, penjualan Datsun Cross hanya 1.862 unit.
Pada lampiran data tersebut, Datsun sudah tidak mengirimkan Cross ke diler sejak September 2019.
Sedangkan penjualan model Datsun GO meliputi beberapa varian GO Live dan GO+ D sebenarnya masih bisa mencapai empat ribuan unit pada Januari-Oktober 2019.
Baca juga: Komentar dan strategi Nissan Indonesia soal produksi Datsun dihentikan
Hengkangnya Datsun di pasar LCGC tentu bukan hal yang terlalu menguntungkan bagi Sigra dan Cayla. Kedua model kendaraan di bawah merek Daihatsu dan Toyota itu sudah mapan di pasar LCGC dengan karakter konsumen first buyer atau sebagai armada angkutan online.
Penjualan Sigra, misalnya, selama 10 bulan pada 2019 sudah menembus 43 ribu unit. Sedangkan Calya sekitar 42,4 ribu menurut data GAIKINDO itu.
Tanpa Datsun GO, persaingan kendaraan LCGC dengan kapasitas tujuh penumpang praktis hanya milik "si kembar" Sigra dan Calya.
Namun, pada segmen LCGC model city car setidaknya masih cukup ramai dengan model Honda Brio Satya, Suzuki Karimun Wagon, Toyota Agya, maupun Daihatsu Ayla.
Baca juga: Pilihan mobil harga Rp150 jutaan
Meski tidak masuk dalam program LCGC, kehadiran Renault Triber dengan harga Rp133 juta yang "menyenggol" harga Daihatsu Sigra, mungkin bisa menjadi alternatif bagi konsumen yang mencari mobil dengan banderol Rp100 jutaan berkapasitas tujuh penumpang.
Renault Indonesia menyatakan telah menerima pemesanan 1.543 unit Triber sejak dikenalkan pada pertengahan 2019.
Kendati demikian, persaingan yang sebenarnya akan dimulai pada 2020 ketika Datsun benar-benar berhenti produksi dan Renault akan mulai mendistribusikan kendaraan kepada konsumen.
Baca juga: Menperin harapkan mesin mobil murah lebih rendah emisi
Pewarta: Alviansyah Pasaribu
Editor: Imam Santoso
Copyright © ANTARA 2019