Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI tengah meneliti tingkat kerawanan pelaksanaan pemilihan kepala daerah di tiap daerah yang melaksanakan pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak 2020.Belum bisa kami sampaikan kira-kira posisinya, apakah rawan tinggi, sedang dan rendah, kata dia
"Tahapan penelitian sedang berjalan," kata Anggota Bawaslu Fritz Edward Siregar di Batam, Kepulauan Riau, Selasa.
Penelitian kerawanan pilkada dilihat dari empat dimensi, yaitu apa yang terjadi pada penyelenggara pemilu, partisipasi masyarakat, konteks sosial politik dan keamanan.
Baca juga: Bawaslu Kepri minta KPU RI segera ganti KPU Batam
Ia mengatakan, hasil penelitian itu baru dapat diluncurkan pada awal Januari 2020. Penelitian dilakukan di 270 daerah yang melaksanakan Pilkada serentak 2020, yaitu sembilan provinsi, 224 kabupaten dan 37 kota.
Bawaslu belum dapat memberikan perkiraan tingkat kerawanan pilkada di Kepri, berdasarkan pelaksanaan Pemilu 2019.
"Belum bisa kami sampaikan kira-kira posisinya, apakah rawan tinggi, sedang dan rendah," kata dia.
Baca juga: Januari, Bawaslu rampungkan pemetaan potensi konflik Pilkada 2020
Mengenai pelaksanaan Pemilu 2019 di Batam, ia menilai masih relatif baik dibandingkan daerah lainnya di Indonesia bagian timur, meski terkendala masalah logistik.
Kala itu, logistik baru tiba di TPS hanya sekitar dua jam sebelum penutupan waktu pemilihan. "Ada satu provinsi yang logistiknya baru sampai sehari sebelum pemilu."
Baca juga: Bawaslu RI Susun Indeks Kerawanan Pilkada
Sementara itu, untuk mengantisipasi agar kesalahan logistik tidak berulang di Batam, Bawaslu akan memberikan rekomendasi di setiap tahapan.
"Misalnya kita sekarang sedang merumuskan pencalonan. Bagaimana untuk mengakomodir calon perseorangan, bagaimana penggunaan silon," kata dia.
Bawaslu juga terus melakukan pembicaraan dengan KPU mengenai hal yang menjadi kendala dalam menyelenggarakan pemilu.
Pewarta: Yuniati Jannatun Naim
Editor: Edy Supriyadi
Copyright © ANTARA 2019