• Beranda
  • Berita
  • Usulan kasus pemerkosaan PRT WNI pindah ke Mahkamah Tinggi ditolak

Usulan kasus pemerkosaan PRT WNI pindah ke Mahkamah Tinggi ditolak

26 November 2019 18:33 WIB
Usulan kasus pemerkosaan PRT WNI pindah ke Mahkamah Tinggi ditolak
Paul Yong saat tiba di Mahkamah Sesyen Perak beberapa waktu lalu. Foto ANTARA/Agus Setiawan
Mahkamah Sesyen Perak Selasa menolak permohonan pihak pembelaan untuk memindahkan kasus pemerkosaan pembantu rumah tangga asal Indonesia yang diduga dilakukan Komite Eksekutif Negara Bagian Perak Paul Yong Choo Kiong dari Mahkamah Sesyen Perak ke Mahkamah Tinggi.

Hakim Mohd Radzi Harun membuat keputusan tersebut setelah mendengar argumen pengacara Rajpal Singh yang mewakili Paul Yong dan Azhar Mokhtar yang dilantik sebagai jaksa penuntut umum.

Baca juga: Sidang PRT korban pemerkosaan ditunda 5 Desember 2019

Baca juga: Eks pejabat Negara Bagian Perak pemerkosa WNI disidangkan lagi


Radzi mengatakan hakim Mahkamah Sesyen berkompeten dan berupaya untuk mendengar kasus terkait.

"Saya kira tidak ada sebab untuk mahkamah mengabulkan permohonan pihak pembela. Permohonan ini ditolak dan kasus ini diarahkan untuk didengar di hadapan Hakim Mahkamah Sesyen pada 5 Desember mendatang," katanya.

Sebelumnya pada (13/11) Rajpal telah memohon memindahkan kasus tersebut dari Mahkamah Sesyen ke Mahkamah Tinggi karena melibatkan undang-undang yang rumit seperti penggunaan Undang-Undang Perlindungan Saksi 2009 di mana pihak pendakwa memohon untuk menggunakan undang-undang tersebut terhadap dua saksi termasuk saksi utama.

Pendakwaan hari ini turut dikendalikan Naidatul Athirah Azman dan Ainul Wardah Shahidan manakala peguam Rajpal, Terence Naidu, Salim Bashir dan Farhan Sapian daripada pasukan pembelaan mewakili Yong.

Pada (23/8) lalu Paul Yong mengaku tidak bersalah di Mahkamah Sesyen atas dakwaan memperkosa pembantunya itu di sebuah rumah di Meru Desa Park, antara 08.15 malam hingga 09.15 malam pada (07/07).

Ketua Satgas Perlindungan WNI Yusron B Ambary ketika dimintai tanggapan mengatakan KBRI menghormati proses hukum yang ada di Malaysia dan terus berkoordinasi dengan pihak DPP (timbalan pendakwa raya/jaksa penuntut umum) dalam penanganan kasus ini.

"KBRI juga telah menunjuk Firma Hukum Gooi dan Azura sebagai pengacara pemerhati atau watching brief dalam kasus ini," katanya.

Baca juga: PMI Indramayu 13 tahun hilang kontak di Malaysia

Pewarta: Agus Setiawan
Editor: Eddy K Sinoel
Copyright © ANTARA 2019