Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Indonesia Congress and Convention Association/Asosiasi Kongres dan Konvensi Indonesia (INCCA/AKKINDO) menyarankan agar Menparekraf Wishnutama fokus memajukan MICE di Indonesia.Membentuk Deputi MICE merupakan langkah awal yang sangat baik untuk membangkitkan kembali MICE Indonesia
Ketua Umum DPP INCCA Iqbal Alan Abdullah di Jakarta, Rabu, mengatakan sesuai dengan UU Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan, MICE telah diatur sebagai bagian dari kepariwisataan dan menjadi salah satu usaha jasa pariwisata yaitu “penyelenggaraan pertemuan, perjalanan insentif, konferensi, dan pameran”.
“Itu merupakan terjemahan langsung dari Meeting, Incentive, Conference, Exhibition (MICE), sehingga berbeda pengertiannya dengan ‘event’,” kata Iqbal.
Ia memandang potensi MICE sangat besar dimana saat ini ada puluhan ribu organisasi internasional yang ada di dunia termasuk beberapa di bawah Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) selain asosiasi-asosiasi bisnis, profesi, keahlian, dan lainnya.
Organisasi ini kata dia menyelenggarakan pertemuan-pertemuan secara rutin dalam setiap waktunya.
Baca juga: Jumlah wisman MICE sangat kecil, perlu dukungan pemangku kepentingan
Baca juga: Andalkan sejarah hingga batik, Surakarta garap potensi wisata MICE
Untuk itulah kemudian potensi wisata MICE sangat besar khususnya bagi Indonesia yang memiliki daya dukung pengembangan wisata segmen tersebut.
“Dalam konteks inilah kita perlu seseorang yang bisa memahami organisasi-organisasi ini dan melakukan terobosan untuk mendorong agar Indonesia jadi tuan rumah kegiatan pertemuan dari organisasi-organisasi dunia yang strategis. Ini bukan pekerjaan satu orang, tapi memang harus bersama-sama, termasuk dengan diplomat kita di luar negeri, maupun para organiser atau planner,” ucapnya.
Pihaknya kemudian menyambut baik rencana pembentukan deputi yang menangani khusus soal MICE di struktur organisasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).
“Membentuk Deputi MICE merupakan langkah awal yang sangat baik untuk membangkitkan kembali MICE Indonesia. Kami tentu menunggu realisasinya segera,” kata Iqbal.
Menurut dia, keberadaan deputi MICE sangat penting bukan hanya dalam konteks pengembangan destinasi MICE tapi juga untuk membawa lebih banyak kegiatan MICE internasional ke Indonesia.
Itu sebabnya, Iqbal berharap agar sosok yang dipilih menduduki posisi deputi MICE ini punya kemampuan diplomasi internasional.
“Kami mengusulkan figur yang nantinya akan menduduki jabatan deputi MICE ini adalah figur yang mempunyai kemampuan diplomasi tingkat internasional, dan memiliki pengalaman dalam berhubungan dengan organisasi multilateral (IGO’s), NGO, asosiasi internasional, dan lainnya,” ujar dia.
Baca juga: Minat paket MICE ke Indonesia tinggi di IMEX
Iqbal juga mengingatkan, UU Kepariwisataan di Indonesia tidak mengenal kata ‘event’, sehingga penamaan deputi memang sebaiknya mengikuti UU yaitu Deputi MICE tanpa embel-embel lain di belakangnya seperti kata ‘event’ dan lainnya karena terminologi itu tidak ada dalam UU.
Iqbal Alan Abdullah juga menyebut dengan posisi MICE seperti itu, maka cara pandang pemasaran MICE pun harus berubah.
Ia mencontohkan beberapa kota dunia yang menjadi markas besar organisasi internasional seperti Swiss (Geneve), Austria (Vienna), Inggris (London), Italia (Roma), Jerman, (Berlin, Bonn), AS (New York, Washington DC) dan beberapa kota di Asia seperti Jepang, Beijing, Singapura.
“Ingat juga bahwa kota-kota ini merupakan kota-kota lahirnya perusahaan-perusahaan multinasional yang ada di seluruh dunia, jadi pasar IGO’s atau pertemuan internasional antar- pemerintahan bisa dapat sekaligus juga kegiatan meeting maupun perjalanan insentif terkait bisnis dari perusahaan multinasional,” katanya
Menurut dia, dengan kerja keras, kerja cerdas, dan kerja sama semua stakeholder maka kota-kota di Indonesia bukan tidak mungkin akan lebih banyak masuk ke daftar 20 besar dunia atau bahkan 10 besar negara penyelenggara kegiatan pertemuan internasional terbesar di dunia.
Baca juga: Wishnutama ingin turis yang datang berkualitas dengan "spending" besar
Baca juga: Menparekraf gali potensi selain lima pariwisata superprioritas
Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2019