Direktur Utama Bank BRI Sunarso dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi XI DPR di Jakarta, Rabu, mengatakan proyeksi ini sedikit lebih tinggi dari pertumbuhan laba per September 2019 sebesar 8,1 persen.
"Kita memasang target laba 10-11 persen pada tahun depan," kata Sunarso.
Sunarso mengatakan proyeksi ini akan didukung rencana kerja pada 2020 yang akan mengedepankan proses digitalisasi, peningkatan produktivitas dan mendorong UMKM naik kelas.
Baca juga: BRI persiapkan kaum milenial jadi wirausaha
"Upaya transformasi digitalisasi ini untuk menurunkan operasional cost dan operasional risk yang tinggi," katanya.
Dengan upaya itu, pertumbuhan kredit juga ditargetkan mencapai 10-11 persen atau sama dengan realisasi kredit hingga September 2019 sebesar 10,9 persen.
Untuk rasio kredit bermasalah (NPL), BRI memperkirakan pada kisaran 2,4-2,5 persen pada 2020, atau menurun dari realisasi September 2019 sebesar 2,94 persen.
Baca juga: Pupuk Kaltim gandeng BRI biayai pinjaman distributor pupuk non subsidi
"Selama kuartal III, nilai NPL BRI mengalami peningkatan 2,9 persen, yang dominan disebabkan penurunan kualitas kredit di sektor korporasi," kata Sunarso.
Meski demikian, tambah dia, nilai coverage rasio BRI yang cukup tinggi sebesar 160 persen, menunjukkan BRI masih konservatif dalam melihat risiko.
Pewarta: Satyagraha
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2019