"Situs Korbiena secara administratif berada di Kampung Kayob, Distrik Roon, Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat," kata Hari Suroto, peneliti senior dari Balai Arkeologi Papua di Kota Jayapura, Rabu.
Situs Korbiena berupa tebing batuan metamorf di tepi pantai Korbiena yang terdapat lukisan prasejarah berwarna merah.
Baca juga: Situs penguburan prasejarah ditemukan di Pulau Roon
"Terdapat lukisan prasejarah di Situs Korbiena berupa motif buaya, garis gelombang, penyu dan abstrak," katanya.
Tidak jauh dari situs lukisan prasejarah, lanjut alumnus Universitas Udayana Bali itu, terdapat sebuah ceruk atau lubang di tebing yang terdapat tulang manusia dan pecahan gerabah.
"Tulang manusia ini dipercaya oleh masyarakat setempat sebagai tulang Suanggini. Suanggini digambarkan sebagai manusia yang berperawakan tinggi dan besar," katanya.
Baca juga: Arkeologi Papua temukan Situs Triton di Teluk Wondama
Pada masa prasejarah di Teluk Wondama, ungkap Hari, dikenal dua jenis penguburan yaitu penguburan primer dan penguburan sekunder.
"Penguburan primer yaitu mayat diletakkan di dalam hutan, untuk beberapa waktu, hingga tinggal tulang belulangnya saja," katanya.
Setelah menjadi tulang belulang, maka dilanjutkan dengan penguburan sekunder atau penguburan kedua, yaitu tulang belulang dikumpulkan dan disimpan di lubang tebing atau ceruk.
"Pada penguburan kedua ini, tulang belulang disertai dengan bekal kubur berupa gerabah. Gerabah ini dipercaya akan digunakan oleh si mati pada kehidupan di alam baka," katanya.
Tradisi penguburan prasejarah di Teluk Wondama berakhir setelah misionaris Belanda, Gottlieb Lodewijk Bink mengajarkan agama Kristen di Pulau Roon pada 1884.
"Saat ini Situs Korbiena dikembangkan sebagai destinasi wisata guna mendukung Festival Pulau Roon yang diselenggarakan dalam setiap tahunnya. Untuk berkunjung ke situs ini, wisatawan akan dipandu dan diantar oleh keluarga pemilik ulayat situs ini," katanya.
Pewarta: Alfian Rumagit
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019