Ratusan orang yang mayoritas kaum Hawa berbondong-bondong mendekati panggung meski tanah di kawasan Waduk Jatiluhur, tempat penyelenggaraan festival, becek akibat hujan deras yang melanda pada petang hari.
Setelah membawakan "Semusim" dalam aransemen Jazz serta lagu "Mau Dibawa Kemana", Marcell menjawab pemintaan penonton yang meneriakkan judul lagu andalannya, "Takkan Terganti".
"Ibarat nonton wayang, dia itu muncul paling kanan, jam empat subuh. Jadi sabar ya..." ujar Marcell sebelum menyanyikan "Firasat" yang ia perkenalkan sebagai "lagu dari ibu anak saya yang pertama".
Baca juga: Ermy Kullit dan Mus Mujiono awali Jatiluhur Jazz dengan nostalgia
Baca juga: Jatiluhur Jazz bawa dampak positif untuk perekonomian Purwakarta
Penyanyi kelahiran Bandung itu beberapa kali membuat penonton yang mayoritas karena membuat plesetan dalam bahasa Sunda.
Ketika melihat banyak laron berseliweran dekat panggung, ia berkomentar, "Ternyata banyak siraru (bahasa Sunda untuk laron) ya. Saya dulu takut siraru. Kita kurang ajar ya panggil siraru pakai 'si'. Padahal kita manggil bilatung (bahasa Sunda untuk belatung) pakai 'bi' (bibi)."
Baca juga: Dwiki Dharmawan persembahkan lagu baru untuk Jatiluhur
Baca juga: Syaharani "joget tipis-tipis" di tepi bendungan Jatiluhur Jazz 2019
Beberapa kali Marcell mengisyaratkan akan pamit dari panggung, namun penonton berteriak heboh demi mencegahnya pergi. Ketika Marcell mengajak mereka bernyanyi bersama, ia protes karena kebanyakan kaum Hawa di depan panggung asyik mengabadikan penampilannya di layar handphone.
"Katanya mau nyanyi, tapi malah mainan HP," gurau Marcell. "Tapi kaum Hawa ini memang hebat, bisa melakukan banyak hal."
Marcell menyanyikan lagu-lagu dari rentang karirnya yang sudah berjalan 17 tahun, mulai dari "Jangan Pernah Berubah" (2003) hingga "Putri Remaja" (2019).
Marcell tampil sebelum pedangdut Zaskia Gotik yang menutup hari pertama International Jatiluhur Jazz Festival 2019. Zaskia membawakan lagu-lagu andalannya dalam musik dangdut serta aransemen jazz, salah satunya "Bang Jono".
Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2019