Namun, saat jumlah makhluk ini tidak seimbang, maka akan menimbulkan masalah pada tubuh Anda.
Berikut beberapa tanda yang harus Anda waspadai, seperti dilansir Indian Express:
Sangat kelaparan gula
Lapar karena belum makan tidak selalu mengkhawatirkan, tetapi jika Anda secara obsesif memikirkan menggigit gula dan makanan manis, mungkin ada sesuatu yang salah dalam tubuh Anda.
Para ahli kesehatan percaya kondisi ini bisa disebabkan pertumbuhan berlebih mikroorganisme yang melakukan fermentasi dalam sistem cerna dan ini bisa terjadi ketika Anda mengonsumsi antibiotik.
Sebaiknya, makanlah makanan sehat dan biarkan tubuh Anda mendapatkan kembali kekuatannya. Dr Harsh Vardhan asal India merekomendasikan Anda mencoba memakan walnut.
Perut tak nyaman
Anda akan tahu kapan perut Anda terasa tidak enak. Diare, sembelit, kembung berlebihan adalah tanda-tanda masalah kesehatan usus. Ketidaknyamanan itu bisa terjadi karena pencernaan yang buruk dan penyerapan karbohidrat. Selain itu, refluks asam dan sindrom iritasi usus juga terkait dengan ketidakseimbangan usus.
Merasa cemas dan tidak bisa tidur nyenyak
Mayoritas serotonin - yang memengaruhi suasana hati, tidur, nafsu makan, dan bahkan libido - diproduksi di usus. Ketika zat ini kurang diproduksi akibatnya terjadi ketidakseimbangan microbiome, yang memicu kecemasan, stres, gejala depresi dan insomnia.
Masalah kulit
Ketika usus tidak sehat, kulit mulai berulah, seolah-olah menjadi peringatan untuk Anda. Ruam dan eksim dapat menjadi dua tanda klasik kesehatan usus yang buruk.
Tips agar usus sehat
Satu-satunya hal yang dapat Anda lakukan, sebelum terlambat, mulai makan sehat. Beri makan usus Anda makanan sehat seperti sayuran, buah-buahan, biji-bijian dan kacang-kacangan.
Selain itu, Anda harus ingat untuk tidak mengonsumsi antibiotik tanpa konsultasi dulu dengan dokter karena berisiko memusnahkan bakteri baik.
Baca juga: Kondisi kulit cerminkan usus Anda
Baca juga: Kenari lindungi tubuh dari luka akibat radang usus besar
Baca juga: Yogurt bantu cegah kanker usus besar
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2019