Guskamla Koarmada I meyakinkan kondisi Selat Malaka semakin aman setiap tahunnya, berkat sinergi yang baik antara berbagai pihak, antarnegara tetangga, Indonesia, Singapura dan Malaysia.Dulu Selat Malaka menyandang 'the most dangerous water in the world', sejak tahun 2000, berkat kerja sama 3 negara, stigma ini sudah hilang
"Dulu Selat Malaka menyandang the most dangerous water in the world, sejak tahun 2000, berkat kerja sama 3 negara, stigma ini sudah hilang," kata Komandan Guskamla Koarmada I, Laksamana Pertama TNI Yayan Sofiyan di Batam, Senin.
Ia mengatakan angka kejahatan yang terjadi di salah satu selat terpadat di dunia itu terus berkurang setiap tahunnya.
Baca juga: KKP tangkap kapal ikan asal Malaysia di Selat Malaka
Sejumlah operasi keamanan laut dinilai berhasil mengatasi sejumlah aksi gangguan keamanan laut melalui trilateral cooperation antara TNI AL, TLDM dan RSN.
Upaya menciptakan keamanan laut yang kondusif juga dilakukan bersama instansi terkait secara terpadu melalui kegiatan Patkor Optima antara TNI AL, TLDM, Polairud, Unsur Bea dan Cukai, Imigrasi, Kementerian Kelautan dan Perikanan dan Bakamla RI.
Sayangnya, iklim keamanan yang kondusif belum mampu memberikan konstribusi terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat maritim maupun devisa negara.
Baca juga: Tiga negara berupaya tingkatkan keselamatan pelayaran di Selat Malaka
Menurut dia, berbagai aktivitas pelayaran di sepanjang Selat Malaka belum dimanfaatkan Indonesia dengan baik.
Aktivitas pelayaran maupun industri kemaritiman di sepanjang Selat Malaka masih didominasi Singapura dan Malaysia. Kedua negara tersebut terus memicu pembangunan berbagai infrastruktur yang diperlukan guna menunjang pelayaran global dan industri kemaritiman dari berbagai sektor sepanjang Selat Malaka.
Karenanya seluruh pihak terkait diajak untuk memanfaatkan potensi kekayaan maritim yang dimiliki Indonesia.
Baca juga: BNNP Sumut: Selat Malaka rawan penyelundupan narkoba
Baca juga: Pertamina eksplorasi migas baru di Selat Malaka
Baca juga: Pertamina bidik Selat Malaka sebagai potensi pasar global
Pewarta: Yuniati Jannatun Naim
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2019