“Kami ingin efektivitas PMN dalam meningkatkan kinerja BUMN benar-benar diperhatikan. PMN dalam lima tahun terakhir ada kisaran Rp130 triliun,” ujarnya di Jakarta, Selasa.
Mufti Anam mencontohkan PMN untuk PTPN Group beserta sejumlah anak usahanya yang mencapai Rp3,5 triliun sejak 2015.
Baca juga: Erick Thohir paparkan serapan PMN PLN dan Hutama Karya yang besar
“Bagaimana kinerjanya setelah dapat PMN? Lompatan kinerjanya belum terasa. Kalau memang biasa-biasa saja, perlu ada mekanisme reward and punishment yang jelas. Dan ke depan harus dibikin kontrak, setelah PMN kalau kinerja tidak berkembang, evaluasi direksinya," katanya.
Mufti juga menyarankan agar pemerintah ke depan dalam menyalurkan PMN membuat skema bisnis secara lebih matang.
Dia mencontohkan pengembangan bioetanol di lingkungan PTPN yang memanfaatkan produk turunan tebu. Pendirian pabriknya didanai PMN demi tujuan mengurangi impor BBM, tapi kemudian kesulitan mendapatkan pasar karena alotnya negosiasi dengan Pertamina.
Baca juga: Sri Mulyani pastikan 7 BUMN dapat penyertaan modal negara pada 2020
Politisi PDI Perjuangan itu juga menyoroti penyerapan dana PMN. Berdasarkan data Kementerian Keuangan (Kemenkeu), sepanjang 2015-2018 total alokasi dana PMN sebesar Rp130,3 triliun. Sementara realisasi penyerapan hanya mencapai Rp117 triliun.
Menurutnya, ada dana PMN yang belum terserap lumayan besar, termasuk di BUMN sektor pangan yang sebenarnya ditugaskan untuk memacu produktivitas komoditas pertanian serta menyejahterakan petani rakyat.
Baca juga: PNM dapatkan penyertaan modal negara Rp2 triliun
Baca juga: Pemerintah 'suntik' modal PLN Rp6,5 Triliun
Pewarta: Afut Syafril Nursyirwan
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019