• Beranda
  • Berita
  • Presiden Jokowi: Tak boleh ada kekerasan terhadap perempuan

Presiden Jokowi: Tak boleh ada kekerasan terhadap perempuan

3 Desember 2019 19:32 WIB
Presiden Jokowi: Tak boleh ada kekerasan terhadap perempuan
Presiden Jokowi di Istana Negara dalam pembukaan Kongres XXV Kongres Wanita Indonesia (KOWANI), Selasa (3/12). (ANTARA FOTO/Desca Lidya Natalia)

Saya sangat mendukung agar tidak terjadi diskriminasi kepada perempuan di mana pun, tidak ada dan tidak boleh ada kekerasan terhadap perempuan di mana pun

Presien Joko Widodo menegaskan tidak boleh ada kekerasan yang terjadi terhadap perempuan di mana pun.

"Saya sangat mendukung agar tidak terjadi diskriminasi kepada perempuan di mana pun, tidak ada dan tidak boleh ada kekerasan terhadap perempuan di mana pun," kata Presiden Jokowi di Istana Negara Jakarta, dalam pembukaan Kongres XXV Kongres Wanita Indonesia (KOWANI), Selasa.

Acara tersebut dihadiri juga oleh Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Gusti Ayu Bintang Darmavati, Sekretaris Kabinet Pramono Anung dan sekitar 350 orang anggota Kowani.

"Tidak ada pembatasan kaum perempuan untuk berkarya dalam mengembangkan bakat dan kreativitasnya serta untuk berkembang untuk maju," ujar Presiden.

Baca juga: Lawan pelecehan di tempat kerja, BWI: budaya tak jadi pengecualian

Menurut Presiden, peran ibu dan perempuan memajukan bangsa di berbagai lapangan pengabdian sangat terbuka lebar.

"Sejarah mencatat, banyak perempuan hebat memiliki catatan prestasi yang membanggakan bangsa dan tak terhitung jumlahnya kaum perempuan yang bergerak memajukan pendidikan, kesehatan, supresmasi hukum, lingkungan hidup, HAM, kesejahteraan rakyat dan bidang-bidang lainnya karena pentingnya peran yang diemban ibu bangsa tersebut," ungkap Presiden.

Namun, saat ini perempuan dan ibu juga bersaing dengan Youtube, WhatsApp, Twitter, Facebook dalam penyebaran informasi.

"Negara tidak bisa mencegah dan menyaring hal-hal yang tidak baik yang masuk dari media sosial. Kita dihadapkan kepada ketatnya persaingan global, persaingan kompetisi antarnegara yang tidak mudah, perubahan yang cepat yang sangat dinamis," tutur Presiden.

Baca juga: Kesetaraan gender di mata Dubes Swedia

Presiden menjelaskan bila hari ini seseorang belajar hal baru, besok sudah berganti lagi.

"Hal-hal yang perlu kita waspadai bersama, kita bangsa Indonesia, anak-anak kita sekarang betul-betul menghadapi sengitnya kompetisi global dan pada titik inilah kita bertumpu pada keunggulan sumber daya manusia," tambah Presiden.

Nasib Indonesia ditentukan anak-anak muda yang punya talenta dan berjiwa patriot.

"Itu sebabnya 5 tahun ke depan ingin pembangunan SDM sebagai prioritas utama dalam pembangunan. Saya mengajak para ibu bangsa ikut serta dalam pembangunan SDM Indonesia yang unggul. Kita ingin SDM kita memiliki budi pekerti yang luhur, budi pekerti baik, iptek yang baik, dan juga toleransi yang baik," ucap Presiden menegaskan.

Baca juga: WCC Palembang gelar kampanye 16 hari anti kekerasan perempuan

Baca juga: Tenda Ramah Perempuan tangani 246 kasus kekerasan setahun pascabencana

Baca juga: Terjadi 605 kekerasan terhadap perempuan di Sulawesi Selatan

Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2019