Lebih dari sebanyak 100.000 orang melamar pada rekrutmen pendamping dalam Program Keluarga Harapan (PKH) yang digelar Kementerian Sosial, sementara yang dibutuhkan hanya 2.500 orang pendamping.Tugas yang lebih pokok lagi pendamping PKH adalah membina Keluarga Penerima Manfaat (KPM) menjadi keluarga mandiri sehingga ke depannya KPM bisa memperbaiki perekonomiannya sendiri
"Dari 144.301 pelamar, hanya 65.178 yang masuk verifikasi. Mereka akan menjalani tes ujian tertulis serentak," kata Dirjen Perlindungan dan Jaminan Sosial Kemensos, Harry Hikmat dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu.
Dia mengatakan, mereka yang lolos verifikasi akan menjalani tes psikologi dan uji kompetensi.
Harry mengingatkan, pendamping PKH diminta untuk tidak sebatas mencatat dan memfasilitasi penyaluran bantuan.
"Tugas yang lebih pokok lagi pendamping PKH adalah membina Keluarga Penerima Manfaat (KPM) menjadi keluarga mandiri sehingga ke depannya KPM bisa memperbaiki perekonomiannya sendiri," katanya.
Sementara itu, Direktur Jaminan Sosial Keluarga Kemensos, M.O Royani menjelaskan untuk Provinsi Jawa Timur ujian pada gelombang pertama akan dilaksanakan di Surabaya dan Malang dengan jumlah peserta sebanyak 406 dan 284 orang.
"Mereka yang masuk di PKH adalah yang mendapatkan nilai terbaik diproses psikotes dan uji kompetensi," katanya.
Royani menambahkan seleksi ujian SDM PKH dibagi menjadi tiga gelombang di seluruh Indonesia.
Uji kompetensi dan psikotes dilakukan di Surabaya, Malang, dan 12 kota lainnnya secara nasional akan dilakukan mulai 5 Desember 2019.
Untuk mengawal proses tes berjalan secara transparan, Kemensos melibatkan akademisi dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Baca juga: Juliari sebut Program Keluarga Harapan jadi ujung tombak Kemensos
Baca juga: PKH jadi episentrum gerakan penanggulangan kemiskinan
Baca juga: Kemensos targetkan satu juta penerima PKH tergraduasi 2020
Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019