Pada tahap awal biasanya ada beberapa gejala, misalkan timbul bercak kecokelatan pada permukaan hingga pangkal buah
Guru Besar Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto Prof Loekas Soesanto mengingatkan para petani tanaman kakao agar mewaspadai penyakit busuk buah pada musim hujan.
"Petani harus mewaspadai penyakit busuk buah yang biasanya menyerang tanaman kakao pada saat musim hujan," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jumat.
Dia mengatakan curah hujan yang tinggi akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman kakao, terutama terkait serangan penyakit busuk buah, yang akan menimbulkan kerugian bagi petani karena dapat mengakibatkan penurunan produksi.
Prof Lukas Sosanto menjelaskan penyakit busuk buah biasanya terjadi pada buah yang masih muda, namun bisa juga terjadi pada buah yang sudah siap untuk dipetik.
"Pada tahap awal biasanya ada beberapa gejala, misalkan timbul bercak kecokelatan pada permukaan hingga pangkal buah. Bercak tersebut dapat terus membesar hingga menutupi bagian kulit buah," katanya.
Untuk mengatasi hal tersebut, lanjut dia, para petani bisa melakukan sejumlah upaya penanggulangan, salah satunya dengan pemangkasan agar sinar matahari bisa masuk.
"Lakukan pemangkasan agar sinar matahari masuk, juga menjaga kebersihan kebun, eradikasi buah yang sakit, serta lakukan penyemprotan pestisida organik," katanya.
Selain itu, dia juga mengingatkan pentingnya penggunaan bibit unggul sebagai salah pilihan untuk mencegah penyakit. "Namun itu tidak menutup kemungkinan 100 persen akan tetap terkena penyakit," katanya.
Namun, lanjut Lukas, penggunaan bibit unggul bisa mengurangi potensi terkena penyakit busuk buah. Oleh karena itu, ia berharap pemerintah daerah melalui dinas teknis terkait juga perlu meningkatkan sosialisasi kepada petani tanaman kakao mengenai upaya mencegah penyakit pada musim hujan.
"Dengan demikian diharapkan para petani dapat melakukan langkah pencegahan hingga langkah penanggulangan," katanya.
Baca juga: Kemendag naikkan harga referensi CPO dan biji kakao Desember
Baca juga: Daerah produsen terbesar kakao ini tak lagi ekspor, ini penyebabnya
Pewarta: Wuryanti Puspitasari
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019