Empat anak di Sumut didiagnosa Suspect Difteri

5 Desember 2019 19:33 WIB
Empat anak di Sumut didiagnosa Suspect Difteri
Petugas pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) Ulee Kareng (kanan) memberikan imunisasi vaksin difteri, campak rubella dan vaksin tetanus pada pelajar di Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) V, Banda Aceh, Aceh, Selasa (29/10/2019). Pemberian vaksin difteri, campak rubella dan vaksin tetanus pada pelajar dilakukan untuk mencegah para siswa terjangkit berbagai virus penyakit. ANTARA/Irwansyah Putra
Empat orang anak asal Kabupaten Simalungun Provinsi Sumatera Utara didiagnosa mengidap Suspect Difteri, sehingga harus dirawat intensif di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Haji Adam Malik.
 
Informasi dihimpun ANTARA, Kamis, keempat anak tersebut  YS (6), RS (3), MS (2), dan juga HS (5). Keempatnya merupakan satu keluarga yang terdiri kakak dan adik.
 
"Saat masuk rata-rata pasien dalam keadaan demam dan nyeri menelan," kata Kassubag Humas RSUP Haji Adam Malik Rosario Dorothy Simanjuntak kepada wartawan.
 
Rosa menjelaskan, pasien yang pertama kali masuk adalah HS pada Senin (2/12) pukul 20.22 WIB.
Baca juga: Rektor: Mahasiswi USU WN Malaysia meninggal akibat virus difteri
 
"Kondisinya saat masuk sudah mengalami penurunan kesadaran, mendengkur, sesak nafas berat, ditemukan ada bercak berwarna hitam keabuan yang mudah berdarah pada tenggorokan, serta leher membengkak," ujarnya.
 
Namun setelah dua hari dirawat kata Rosa, pasien HS meninggal dunia pada Rabu (4/12) pukul 04.00 WIB.
 
Sementara itu, untuk ketiga pasien lainnya kata Rosa, masuk ke RSUP Haji Adam Malik pada hari Selasa (3/12).
 
"Pasien YS masuk terlebih dahulu pada pukul 04.43 WIB, dengan kondisi tidak demam lagi, tidak nyeri menelan lagi, dan bengkak di leher sudah berkurang," jelasnya.
Kemudian pasien RS masuk pada pukul 13.06 WIB, dengan kondisi tidak demam lagi, tidak nyeri menelan lagi, dan bercak putih pada tenggorokan sudah berkurang.
 
Lalu pasien MS pada pukul 15.28 WIB dengan kondisi tidak demam lagi, tidak nyeri menelan lagi, serta bercak putih pada tenggorokan tidak ada.
 
"Saat ini sampel swab tenggorokan sudah diambil sesuai prosedur penanganan pasien suspect difteri. Hasilnya baru dapat diketahui dalam tujuh sampai 14 hari kedepan," jelasnya.
Baca juga: Imunisasi jadi kunci penanganan difteri, sebut Kadinkes Jatim
Baca juga: Dinas Kesehatan Jawa Timur cegah penularan difteri di Malang meluas

Pewarta: Nur Aprilliana Br. Sitorus
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2019