• Beranda
  • Berita
  • Dinas LH sebut kualitas udara Jaktim Januari-Agustus semakin baik

Dinas LH sebut kualitas udara Jaktim Januari-Agustus semakin baik

6 Desember 2019 07:37 WIB
Dinas LH sebut kualitas udara Jaktim Januari-Agustus semakin baik
Petugas mengatur arus kendaraan angkutan kota (Angkot) di Terminal Bus Terpadu Pulogebang, Jakarta Timur, Jumat (2/8/2019). Melalui Instruksi Gubernur DKI Jakarta Nomor 66 Tahun 2019 tentang Pengendalian Kualitas Udara, Gubernur Anies Baswedan melarang angkutan umum berusia di atas sepuluh tahun dan yang tidak lulus uji emisi beroperasi di jalanan Ibukota pada 2020, serta akan mengebut peremajaan 10.047 unit angkutan melalui program Jak Lingko pada 2019 ini. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/aww.

Pengukuran kualitas udara yang dipantau dalam dua jenis metode yaitu otomatis dan manual

Suku Dinas Lingkungan Hidup (LH) Jakarta Timur mengemukakan kualitas udara di beberapa lokasi setempat semakin membaik dalam kurun Januari hingga Agustus 2019.
 
"Pengukuran metode otomatis menunjukkan hasil Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) Januari sampai Agustus 2019 dalam kondisi baik selama 22 hari, sedang 69 hari dan tidak sehat dua hari," kata Kepala Suku Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Timur, Herwansyah di Jakarta, Jumat.
 
Pengukuran kualitas udara luar ruang di Jakarta Timur dilakukan dalam beberapa tahapan, di antaranya pada Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) dan hari kerja serta hari libur akhir pekan.
 
"Pengukuran kualitas udara yang dipantau dalam dua jenis metode yaitu otomatis dan manual terhitung sejak Januari hingga Agustus 2019," ujarnya.

Baca juga: AirVisual, Jumat pagi udara Jakarta tidak sehat bagi kelompok sensitif
 
Pengukuran dengan alat otomatis dilakukan menggunakan Stasiun Pemantau Kualitas Udara di jalur HBKB depan PT Danapaint Indonesia, sedangkan pengukuran manual aktif di jalur HBKB depan makam Pangeran Jayakarta.
 
Herwansyah mengungkapkan udara kotor pada Januari cukup tinggi karena kemarau panjang.
 
"Akhirnya orang-orang menganggap pencemaran pun tinggi," katanya.
 
Sejumlah hal yang dapat mempengaruhi kualitas udara di antaranya lalu lintas kendaraan bermotor, pembakaran sampah, emisi yang keluar dari cerobong genset, broiler, aktivitas produksi, penggunaan kayu bakar, arang atau gas untuk memasak dalam jumlah tertentu.

Baca juga: Udara Jakarta pagi ini tidak sehat, pakai masker saat di Senayan

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2019