Pengukuran kualitas udara yang dipantau dalam dua jenis metode yaitu otomatis dan manual
Suku Dinas Lingkungan Hidup (LH) Jakarta Timur mengemukakan kualitas udara di beberapa lokasi setempat semakin membaik dalam kurun Januari hingga Agustus 2019.
"Pengukuran metode otomatis menunjukkan hasil Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) Januari sampai Agustus 2019 dalam kondisi baik selama 22 hari, sedang 69 hari dan tidak sehat dua hari," kata Kepala Suku Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Timur, Herwansyah di Jakarta, Jumat.
Pengukuran kualitas udara luar ruang di Jakarta Timur dilakukan dalam beberapa tahapan, di antaranya pada Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) dan hari kerja serta hari libur akhir pekan.
"Pengukuran kualitas udara yang dipantau dalam dua jenis metode yaitu otomatis dan manual terhitung sejak Januari hingga Agustus 2019," ujarnya.
Baca juga: AirVisual, Jumat pagi udara Jakarta tidak sehat bagi kelompok sensitif
Baca juga: AirVisual, Jumat pagi udara Jakarta tidak sehat bagi kelompok sensitif
Pengukuran dengan alat otomatis dilakukan menggunakan Stasiun Pemantau Kualitas Udara di jalur HBKB depan PT Danapaint Indonesia, sedangkan pengukuran manual aktif di jalur HBKB depan makam Pangeran Jayakarta.
Herwansyah mengungkapkan udara kotor pada Januari cukup tinggi karena kemarau panjang.
"Akhirnya orang-orang menganggap pencemaran pun tinggi," katanya.
Sejumlah hal yang dapat mempengaruhi kualitas udara di antaranya lalu lintas kendaraan bermotor, pembakaran sampah, emisi yang keluar dari cerobong genset, broiler, aktivitas produksi, penggunaan kayu bakar, arang atau gas untuk memasak dalam jumlah tertentu.
Baca juga: Udara Jakarta pagi ini tidak sehat, pakai masker saat di Senayan
Baca juga: Udara Jakarta pagi ini tidak sehat, pakai masker saat di Senayan
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2019