"BPBD Rote Ndao secara rutin melakukan edukasi kepada masyarakat tentang upaya pengurangan risiko bencana. Salah satu yang dilakukan melalui pembentukan 23 desa tangguh bencana," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Kabupaten Rote Ndao, Deskiel Haning ketika dihubungi Antara dari Kupang, Jumat.
Deskiel Haning mengatakan hal itu terkait upaya pemerintah Kabupaten Rote Ndao terhadap upaya penanggulangan bencana alam.
Baca juga: Pemkab Bekasi bentuk Destana di wilayah rawan bencana
Baca juga: BPBD Bantul targetkan semua 75 desa menjadi desa tangguh bencana
Baca juga: Simulasi gempa tandai Guwosari sebagai desa tangguh bencana
Ia mengatakan, pembentukan 23 desa tangguh bencana di wilayah terselatan Indonesia ini dilakukan karena daerah ini juga masuk dalam wilayah yang rawan bencana alam seperti angin kencang dan banjir serta tanah longsor dan puting beliung.
Menurut dia, pembentukan desa tangguh bencana sebagai upaya pemerintah Kabupaten Rote Ndao dalam mempersiapkan masyarakat akan ancaman bencana yang berpotensi terjadi di daerah ini.
Menurutnya, setiap desa yang telah ditetapkan sebagai desa tangguh bencana juga memiliki relawan yang selalu dalam kondisi siaga untuk membantu masyarakat dalam upaya penanggulangan bencana.
"BPBD memiliki relawan yang selalu siaga membantu korban bencana alam. Kami telah melakukan sosialisasi dan simulasi sehingga masyarakat bisa memiliki pemahaman tentang upaya penanggulangan bencana," kata Deskiel Haning.
Ia mengatakan, bencana angin puting beliung yang terjadi pada Rabu (4/12/2019) merupakan kejadian yang pertama terjadi di wilayah Rote Ndao.
"Peristiwa angin puting beliung pada Rabu (4/12) itu terjadi di kawasan yang jauh dari kawasan pemukiman penduduk sehingga tidak menimbulkan korban jiwa. Apabila terjadi dalam di lokasi pemukiman penduduk tentu akan berdampak buruk," katanya.*
Baca juga: Dukung desatana, BSN survei ketahanan desa
Baca juga: Ekspedisi Destana Tsunami BNPB jangkau 512 desa
Baca juga: BNPB ekspedisi Desa Tangguh Bencana pesisir Jawa jalur evakuasi
Pewarta: Benediktus Sridin Sulu Jahang
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019