"Petir cenderung memilih tempat terbuka, obyek yang tinggi, dan tonjolan di permukaan bumi. Obyek tinggi bisa berupa tiang ataupun pohon, dan tonjolan bisa berupa bukit atau gunung maupun manusia, hewan, dan bangunan yang berada di tempat terbuka," katanya di Kupang, Minggu.
Baca juga: Belasan ekor sapi tewas tersambar petir di Kupang
Baca juga: Hujan angin terjang Rangkasbitung, puluhan pohon roboh
Penjelasan Agung tersebut menjawab pertanyaan daerah seperti apa yang rawan terkena sambaran petir dan perlu dihindari oleh masyarakat saat cuaca buruk atau hujan.
Artinya, orang yang berada di tengah sawah, bermain bola di lapangan, maupun berlayar di atas kapal di lautan terbuka, dapat berpotensi menjadi obyek yang rawan disambar petir, katanya.
Petir, kata dia, akan menyambar semuanya tanpa memilih-milih dan dapat menyambar beberapa objek sekaligus.
Karena itu, masyarakat harus selalu waspada pada kilatan-kilatan petir, saat berada dibawa pohon, tempat terbuka yang bisa menimbulkan potensi terjadinya petir, katanya.
Baca juga: Satu keluarga disambar petir di Barus
Baca juga: 5 warga Agam disambar petir, 1 meninggal
Petir, kilat atau halilintar merupakan gejala alam yang biasanya muncul pada musim hujan saat langit memunculkan kilatan cahaya sesaat yang menyilaukan. Beberapa saat kemudian disusul dengan suara menggelegar yang disebut guruh.
Perbedaan waktu kemunculan petir dan guruh disebabkan perbedaan antara kecepatan suara dan cahaya.
Pekan ini, belasan ekor ternak sapi milik warga Desa Bolok, Kecamatan Kupang Barat, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), mati menggenaskan karena terserang petir.
Selain itu, salah seorang warga di Kabupaten Timor Tengah Selatan dilaporkan meninggal dunia karena tersambar petir.
Baca juga: Pesawat Pangeran William kembali ke Lahore akibat badai petir
Baca juga: Meski berdaya hancur, petir juga membawa manfaat
Pewarta: Bernadus Tokan
Editor: Virna P Setyorini
Copyright © ANTARA 2019