Koalisi Perempuan Indonesia menilai bahwa pemerintah perlu meningkatkan akses informasi dan pengetahuan tentang energi baru terbarukan (EBT) agar perempuan mengetahui dampak dan manfaatnya.Perempuan memiliki kepentingan terhadap ketersediaan EBT, yakni untuk kegiatan domestik maupun publik
"Perempuan memiliki kepentingan terhadap ketersediaan EBT, yakni untuk kegiatan domestik maupun publik," kata Deputi Sekjen Koalisi Perempuan Indonesia Sutriyatmi Atmadiredja di Jakarta, Minggu.
Ia mengemukakan ketersediaan EBT dibutuhkan di ranah domestik untuk keperluan penyediaan pangan keluarga, air bersih, penerangan, pengoperasian peralatan elektronik rumah tangga dan industri rumah tangga.
Baca juga: Kembangkan energi baru dan terbarukan, pemerintah gandeng Denmark
Sedangkan ketersediaan energi di ranah publik, lanjut dia, dibutuhkan untuk penerangan jalan umum yang berdampak pada keamanan perempuan.
Ia menilai hak perempuan untuk mendapatkan energi bersih menjadi prioritas karena memiliki hubungan erat dengan energi.
Namun, menurut dia, perempuan sebagai pengguna utama energi masih mengalami banyak kendala di lapangan, mulai dari minimnya sosialisasi cara penggunaan energi dari segi keamanan, akses, distribusi, pemeliharaan dan kesulitan teknis lainnya.
Baca juga: Menteri ESDM minta akademisi gencarkan riset tentang EBT
"Perempuan lebih mudah terlibat mulai dari pengelolaan, penggunaan, perawatan hingga pengawasan," katanya.
Sutriyatmi memaparkan bahwa terdapat beberapa dampak bagi perempuan untuk penggunaan EBT, yakni menjaga kesehatan perempuan, keluarga dan lingkungan.
Kemudian, meningkatkan kesejahteraan ekonomi perempuan dan keluarga serta meningkatkan keamanan dan kenyamanan perempuan dalam beraktivitas.
Baca juga: YLKI minta harga BBM ramah lingkungan lebih terjangkau
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019