Gina dan Yandy Laurens lewat film "Keluarga Cemara" mengalahkan pesaing di kategori Penulis Skenario Asli seperti Garin Nugroho dalam "Kucumbu Tubuh Indahku", Joko Anwar dari "Orang Kaya Baru", Rayya Makarim untuk "27 Steps of May" dan Titien Wattimena untuk film "Ambu".
"Keluarga Cemara adalah karya berharga untuk mas Wendo (Arswendo Atmowiloto) tapi dia tetap memberikan kebebasan pada kami untuk mengadaptasi tanpa meninggalkan ruhnya," ujar Gina yang juga mendedikasikan penghargaan itu pada penulis asli kisah "Keluarga Cemara" tersebut.
Gina menyatakan ia dan Yandy Laurens pertama kali mendapatkan Piala Citra pada 2012 di mana jurinya adalah Arswendo. Kemenangan tahun ini jadi istimewa karena didapatkan oleh mereka bertiga.
"Semoga almarhum bisa bahagia di sana."
Sementara untuk kategori Penulis Skenario Adaptasi Terbaik, Gina lewat film "Dua Garis Biru" unggul dari nomine lain lewat seperti Joko Anwar ("Gundala"), Mira Lesmana & Gina S. Noer ("Bebas"), Rano Karno ("Si Doel The Movie 2") dan Upi ("My Stupid Boss 2").
Gina menuturkan apa yang ia rasakan sebagai seorang anak yang tumbuh besar di bawah kasih sayang orangtua membuatnya bisa menulis skenario untuk "Dua Garis Biru".
"Mereka selalu percaya pada saya yang enggak pernah menang apapun waktu kecil dan rasa cinta itu yang saya tulisakan di Dua Garis Biru, kesalahan apapun yang saya buat, selalu ada kesempatan kedua."
Gina menuturkan tak pernah terbayangkan olehnya akan membawa pulang Piala Citra untuk kategori Penulis Skenario Asli Terbaik karena sepanjang awal karir ia terbiasa menulis skenario adaptasi.
"Pada satu titik, saya enggak percaya ada kemampuan menulis cerita asli terbaik, jadi ini adalah anugerah terindah."
Baca juga: Film Pendek Terbaik, Wregas Bhanuteja bawa pulang Piala Citra kedua
Baca juga: Piala Citra Pendukung Wanita Terbaik diraih Cut Mini di FFI 2019
Baca juga: Mendiang Hikmawan raih Penata Suara Terbaik, FFI 2019 mengharu biru
Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2019