Serikat Pekerja The National Union of Mineworkers (NUM) mengecam keras perusahaan tambang itu, dengan menyatakan dalam satu pernyataan bahwa "tak ada rute jalan untuk meloloskan diri di kawasan kerja itu tempat empat pekerja ditemukan tewas."
Empat pekerja tambang tewas dan satu orang lagi menderita cedera berat, setelah batu terjatuh di sebuah tambang emas Afrika Selatan pada Jumat (6/12) menutup lubang, sehingga membuat lima pekerja di bawah tanah terperangkap, kata perusahaan dan serikat pertambangan setempat pada Minggu.
Peristiwa itu terjadi di tambang emas Tau Lekoa di Provinsi North West setelah terjadi gempa bumi minor.
Baca juga: 1.800 pekerja tambang terjebak di bawah tanah di Afrika Selatan
Serikat Pekerja The National Union of Mineworkers (NUM) mengecam keras perusahaan tambang itu, dengan menyatakan dalam satu pernyataan bahwa "tak ada rute jalan untuk meloloskan diri di kawasan kerja itu tempat empat pekerja ditemukan tewas."
Dia menambahkan sekelompok pekerja yang dilatih untuk melakukan usaha-usaha pertolongan di bawah tanah tidak bertindak cukup cepat untuk menyelamatkan empat penambang itu, dan "dengan sengaja" menghentikan para pemimpin tim itu dan pengemudi kendaraan khusus dari menyelamatkan keempat pekerja tambang."
Serikat tersebut tidak memberikan bukti untuk hal tersebut, tetapi mengatakan pihaknya sudah diberi keterangan oleh para anggota yang bekerja di tambang itu dan hadir selama insiden tersebut.
Baca juga: Lima tewas dalam ledakan tambang batu bara Afsel
Perusahaan tambang Village Main Reef mengatakan pihaknya tidak akan memberi komentar mengenai prosedur evakuasi, sampai setelah investigasi selesai dilakukan. "Pada saat itu terjadi dua guncangan dan kemudian sebuah batu jatuh," ujar James Duncan, juru bicara perusahaan.
Menurut dia, penyelidikan sedang berlangsung dan pihaknya akan memberikan komentar setelah investigasi rampung. ":Kami tidak akan berkomentar mengenai tuduhan-tuduhan oleh NUM," kata dia.
Baca juga: 650 pekerja tambang Afrika Selatan diselamatkan dari kebakaran
Sumber: Reuters
Pewarta: Mohamad Anthoni
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2019