Untuk mengatasi itu, pemerintah terus melakukan inovasi dalam memperlancar arus lalu lintas untuk masuk dan keluar ibu kota di Jakarta, menuju berbagai daerah di Pulau Jawa.
Tol layang Jakarta-Cikampek II atau Jalan Tol Jakarta-Cikampek eleveted II merupakan salah satu inovasi yang ditawarkan pemerintah, untuk mengurai kemacetan sepanjang 38,1 kilometer.
Tol layang itu tepat berada di atas Tol Jakarta-Cikampek. Ruas Tol Jakarta-Cikampek ini amat populer sebagai titik tumpu arus lalu lintas dari Tol Cipali (Trans Jawa) dan Cipularang.
"Dengan adanya tol ini dapat mengurangi kemacetan, tentunya titik-titik persinggungan nantinya di kilometer 48. Saya pikir nanti bisa diurai," Kepala Korps Lalu Lintas (Kakorlantas) Polri Irjen Polisi Istiono di Kilometer 10, Minggu (8/12).
Kunjungan jelang kesiapan pengoperasian jalan tol layang itu dilakukan Kakorlantas bersama Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Direktur Utama Jasa Raharja Budi Rahardjo Slamet dan Direktur Utama Jasa Marga Desi Arryani.
Pengoperasian jalan Tol layang itu direncanakan sebelum libur Natal tahun 2019 dan Tahun Baru 2020. Harapannya, tol layang itu dapat mengurai kemacetan saat arus mudik dan balik.
Korlantas memperkirakan puncak arus mudik Natal 2019 sekitar tanggal 21-22 Desember 2019. Sementara puncak arus mudik tahun baru 2020 sekitar 28-29 Desember 2019.
Sistem terintegrasi
Direktur Utama Jasa Marga Desi Arryani menjelaskan rencana pengoperasian jalan Tol Jakarta-Cikampek eleveted II merupakan sistem pengoperasian terintegrasi terbagi empat wilayah.
Wilayah 1 dimulai dari Cawang kilometer 0 sampai kilometer 4 di Pondok Gede Timur. Wilayah 2 dimulai dari kilometer 4 di Pondok Gede Timur sampai kilometer 31 di Cikarang Barat.
Wilayah 3 dimulai kilometer 31 di Cikarang Barat sampai kilometer 47 di Karawang Barat. Serta wilayah 4 dimulai dari kilometer 47 di Karawang Barat hingga Cipularang kilometer 66 dan Cikampek kilometer 72.
Jalan Tol layang dimulai dari Kilometer 10 simpang susun (SS) Cikunir. Tol layang itu berakhir di kilometer 48 Karawang Timur.
Jalan tol layang itu akan dioperasikan tanpa tarif pada periode libur Natal 2019 dan tahun baru 2020. Tol layang hanya dapat dilalui kendaraan golongan 1 non bus dan non truk.
"Akan dilakukan pemasangan portal, penempatan petugas pada on ramp, penempatan posko pantau dan toilet pada akses masuk dan keluar," jelas Desi dihadapan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.
Untuk melayani lalu lintas dari ke arah Jakarta, akan dioperasikan GT Cikunir 6 (arah Jatiasih) dan GT Cikunir 8 (arah Rorotan). Sementara tarif yang dibayarkan hanya untuk ruas Jakarta-Cikampek saat ini dan ruas Jakarta Outer Ring Road (JORR).
"Tinggal pilihan pengendara, kalau perjalanan jarak jauh langsung naik ke atas tol layang," ujar Desi.
Mengantisipasi hambatan lalu lintas diberlakukan tiga zona yang dilengkapi delapan emergency opening dan dua emergency acces. Tiga zona itu yakni Cikunir-Bekasi Barat, Bekasi Barat-Cikarang Timur dan Cikarang Timur-Karawang Barat.
Sementara mempercepat penanganan ganguan disiapkan empat unit mobile customer service, empat unit derek, dua unit ambulans, tiga unit PJR dan satu unit rescue. Para petugas bersiap di lokasi SS Cikunir, Cikarang Timur dan on ramp Karawang Barat.
"Percepatan distribusi informasi dilengkapi sentral komunikasi berupa 113 unit CCTV dan dua VMS mobile," kata Desi.
Belum sempurna
Rencana pengoperasian jalan Tol layang Jakarta-Cikampek II diakui pemerintah belum sempurna, seperti yang diharapkan pengguna jalan.
Menteri Perhubungan Budi Karya mengatakan tol layang sepanjang 38 kilometer tersebut masih baru dan nanti saat digunakan belum 100 persen selesai.
Penyelesaian tol itu terus dilakukan, sehingga diharapkan tepat pada waktunya bisa digunakan untuk liburan Natal dan Tahun Baru.
"Tadi sudah disepakati bahwa operasional awal Japek II untuk umum mundur jadi 20 Desember, dengan kecepatan maksimal 60 kilometer per jam," kata Menhub Budi Karya.
Dirut Jasa Marga Desi Arryani menjamin pihaknya terus berupaya menyelesaikan pembangunan tol layang itu, agar bisa digunakan tepat waktu.
Dia mengakui, walau belum sepenuhnya selesai tapi jalan tol layang itu sudah memenuhi syarat untuk digunakan kendaraan golongan I.
"Tol layang secara fisik dan kekuatan itu sudah diuji, tapi kenyamanannya yang masih belum sesuai harapan," jelas Desi.
Ketidaknyaman pengendaran dikarenakan adanya sambungan untuk setiap 180 meter di ruas jalan tol layang Jakarta-Cikampek II.
Baca juga: BPJT: Tol layang Japek kemungkinan diresmikan pekan ini, siap dipakai
Baca juga: Kakorlantas imbau pemudik akhir tahun utamakan keselamatan
Baca juga: Kakorlantas: Tol layang Japek bantu urai lalin Natal tahun baru
Sinergitas intansi
Menteri Perhubungan Budi Karya mengharapkan sinergitas semua instansi dan lembaga jelang arus mudik Natal dan tahun baru.
Kemenhub dan kepolisian, kata Menhub akan konservatif untuk melakukan pengamanan dan keselamatan mengingat kondisi jalan masih baru.
"Kita juga sudah minta ke pihak kepolisian untuk melakukan penegakan hukum jika ada yang melanggar," kata Menhub Budi Karya.
Kakorlantas Polri Irjen Polisi Istiono menyatakan pihaknya sejak awal sudah mempersiapkan diri untuk memberikan pelayanan terbaik berkaitan dengan arus mudik dari natal dan tahun baru.
Kakorlantas mengatakan sinergitas dan kekompakkan antar instansi lembaga sudah dilakukan sejak awal, bahkan telah melakukan rapat berkali-kali.
"Untuk masyarakat pengguna jalan, Korlantas secara kelembagaan siap melayani dan telah mempersiapkan diri secara maksimal," kata Istiono
Akhirnya semua pihak menyatakan optimis jika pengoperasian jalan tol layang Jakarta-Cikampek membantu mengurai lalu lintas pada arus mudik dan balik Natal 2019 dan tahun baru 2020.
Pewarta: Fauzi
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2019