Badan Pusat Statistik (BPS) optimistis sensus penduduk 2020 (SP2020) akan membuka peta menuju visi Presiden Joko Widodo tahun 2045.Indonesia akan mengalami bonus demografi luar biasa,
Presiden Jokowi hendak menwujudkan Indonesia maju pada tahun 2045 dengan pendapatan perkapita Rp320 juta pertahun atau 27 juta perbulan. Pendapatan Domestik Bruto pada tahun tersebut pun diproyeksikan sebesar 7 triliun Dolar Amerika Serikat.
Dalam mimpi Indonesia Maju, presiden juga ingin menekan angka kemiskinan menjadi hampir nol persen dan Indonesia masuk dalam 5 besar ekonomi dunia.
Untuk mewujudkan itu, pemerintah telah menetapkan rencana aksi diantaranya pembangunan sumber daya manusia serta infrastruktur.
Baca juga: BPS: Sensus Penduduk 2020 berbasis data Dukcapil
Kepala Bagian Humas BPS RI, Eko Oesman di Manokwari, Selasa, menyebutkan, untuk mewujudkan visi Indonesia Maju dibutuhkan data valid tentang penduduk Indonesia. Sensus penduduk akan menjadi peta menuju satu data kependudukan Indonesia.
"Indonesia akan mengalami bonus demografi luar biasa. Pemerintah sedang menyiapkan SDM yang unggul sehingga bonus demografi bisa dimanfaatkan atau terkaryakan secara baik," tambah dia.
Indonesia, katanya masih memiliki banyak tantangan terutama dalam hal SDM. SDM di republik ini masih berada pada peringkat 65 dunia.
Kemampuan memproduksi masyarakat Indonesia belum efisien. Pada bidang kesehatan angka stanting masih 27,70 persen dan kasus gizi buruk 3,9 persen.
Baca juga: BPS sasar masyarakat berkesibukan tinggi dengan sensus daring
"Tantangan yang lain, kemampuan matematika masih rendah. Begitu pula sciene dan membaca. Kemampuan lirerasi kita minim, termasuk dalam hal skill," ujarnya.
Menurutnya, yang akan dilakukan pemerintah adalah membangun manusia sejak dini dari ketercukupan gizi dan pendidikan. Lalu menyiapkan dunia kerja, termasuk menciptakan lansia aktif dan mandiri.
Ia menyebutkan, data kependudukan merupakan hulu dari upaya peningkatan human capital dan produktivitas.
"Butuh data untuk program pengendalian penduduk dan tata kelola kependudukan, peningkatan produktivitas dan daya saing, perlindungan sosial, pengentasan kemiskinan, peningkatan akses dan muutu, pelayanan kesehatan, peningkatan kualitas anak, perempuan dan pemuda hingga pemerataan pelayanan pendidikan berkualitas," terangnya.
Baca juga: Pelaku ritel Indonesia didorong kenalkan produk baru genjot konsumsi
Pewarta: Toyiban
Editor: Hendra Agusta
Copyright © ANTARA 2019