"Belum lagi lurus pinggang ini dari atasi kebakaran hutan dan lahan, sekarang sudah datang banjir lagi. Daerah Sumbar sudah banjir, dan banjir kirimannya akan sampai ke Riau," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, Edwar Sanger, di Pekanbaru, Selasa.
Riau baru saja mengakhiri masa Siaga Darurat Kebakaran Hutan dan Lahan pada 31 Oktober lalu. Pada bulan November ini Riau mulai banjir diawali dengan Kabupaten Rokan Hulu akibat luapan air sungai dan tingginya intensitas hujan.
"Banjir kini masih terjadi di daerah Bonai, bagian hilir di Kabupaten Rokan Hulu," katanya.
Dalam waktu dekat, Kabupaten Kampar akan mengalami banjir kiriman dari Sumbar karena hulu Sungai Kampar di tanah Minangkabau juga sudah meluap. Hal ini ditandai dengan dibukanya pintu air di waduk PLTA Koto Panjang selama dua hari terakhir.
"Kalau pintu air waduk sudah dibuka, daerah Bangkinang Kampar pasti banjir, terus mengalir ke Buluh Cina sampai ke Palalawan di daerah Langgam dan terakhir ke Kabupaten Kuantan Singingi," ujarnya.
Baca juga: BPBD: Semua sungai di Rohul Riau waspada banjir
Baca juga: PLN masih padamkan listrik di tujuh daerah banjir Rohul Riau
Baca juga: Banjir di Pasirpangaraian Rohul mulai surut
Menurut dia, banjir setiap musim hujan tidak bisa dihindari akibat daerah tangkapan air di hulu di Sumbar makin rusak. Dampaknya masyarakat Riau terkena bencana banjir tersebut.
"Hutan sudah rusak di hulu sana, itu sebabnya," kata Edwar.
Ia mengatakan sudah menyiagakan personel untuk bersiap menghadapi banjir kiriman. Saat ini tim BPBD Riau masih berada di daerah Bonai, Kabupaten Rokan Hulu.
PT PLN (Persero) terpaksa membuka pintu waduk PLTA Koto Panjang di Kabupaten Kampar, Provinsi Riau, akibat bertambahnya debit air karena pengaruh banjir dan intensitas hujan yang meningkat di daerah hulu di Sumatera Barat.
"Pada hari ini, kita tambah pembukaan pintu air pada jam 10 pagi dan jam tiga sore," kata GM PLN Unit Induk Pembangkitan Sumatera Bagian Utara, Bambang Iswanto di Pekanbaru, Selasa.
Waduk PLTA Koto Panjang menampung air dari Sungai Kampar yang hulunya berada di Sumatera Barat (Sumbar). Ketika debit air sudah melebihi ketinggian yang aman untuk daya tampung waduk, PLN kerap membuka pintu pembuangan air menuju Sungai Kampar.
Hal ini tentu mengakibatkan konsekuensi meningkatnya debit air ke Sungai Kampar yang kerap menimbulkan banjir di daerah tersebut. Karena itu, Bambang mengatakan pembukaan pintu air dilakukan PLN dengan secermat mungkin dan langsung menginformasikannya kepada pemerintah daerah serta masyarakat.
"Kita memang harus jaga keseimbangan air yang masuk dan yang keluar. Dalam kondisi normal, waduk digunakan untuk menjalankan tiga generator yang membutuhkan air 600 meter kubik per jam, tapi semalam pukul satu sudah mendekati 2.000 meter kubik per jam. Ini harus diimbangi dengan melakukan pembukaan pintu air bertahap," katanya.*
Baca juga: Akses jalan ke Kota Pasirpangaraian Rokan Hulu lumpuh akibat banjir
Baca juga: Tim penyelamat gendong manula evakuasi korban banjir Rokan Hulu
Baca juga: Kemarau dilanda asap, penghujan dihantam banjir
Pewarta: FB Anggoro
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019