"RDE kita akan evaluasi sejauh mana sudah memenuhi semua persyaratan atau tidak. Tapi kita akan melanjutkan litbang HTGR kita, RDE kan jenisnya HTGR," ujar Kepala BATAN Anhar Riza Antariksawan ketika ditemui dalam acara Internalisasi Renstra BATAN di Kawasan Puspitek Serpong, Banten, Selasa.
Sebelumnya, BATAN resmi memulai rencana membangun RDE di Puspitek Serpong pada 2014 dan pada 2018, badan nuklir Indonesia itu meluncurkan peta jalan rinci untuk membangun reaktor yang sifatnya eksperimental tersebut.
Baca juga: NSTP BATAN Pasar Jumat akan didorong fasilitasi inkubasi teknologi
Baca juga: BATAN koordinator tiga program prioritas riset nasional 2020-2024
Pada Januari 2019, BATAN juga sudah menyerahkan detail engineering desain (DED) kepada Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten).
Langkah itu sendiri merupakan tahap kedua dari 12 tahap yang harus dilalui untuk pembangunan RDE, yang bisa menjadi Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) pertama di Indonesia.
Langkah selanjutnya, menurut Kepala BATAN, mereka akan melanjutkan proses tersebut dari sisi pembangunan kapasitas HTGR.
Baca juga: BATAN terus bumikan teknologi nuklir di Indonesia di usianya ke-61
Baca juga: Deteksi bahan radioaktif, Indonesia pasang tujuh RPM di pelabuhan
"Banyak negara yang belum selesai melakukan riset itu, kecuali China. Dan China pun yang membuat prototipe yang modular juga belum selesai, belum beroperasi," ujar dia.
Karena itu sambil menunggu persetujuan, kata dia, BATAN akan melakukan pembangunan kapasitas untuk RDE, terutama jenis HTGR yang dipilih untuk dibangun di Indonesia.
Indonesia sendiri sejauh ini memiliki tiga reaktor nuklir yang digunakan untuk kebutuhan riset dan pengembangan teknologi nuklir. Tiga reaktor nuklir itu yaitu reaktor Triga 2000 di Bandung, Jawa Barat, reaktor Kartini di Yogyakarta dan Reaktor serbaguna GA Siwabessy di Serpong, Banten.
Baca juga: BATAN hasilkan 5 produk radiofarmaka terkait kanker-jantung-ginjal
Baca juga: BATAN teliti nanofluida untuk opsi pendingin reaktor nuklir
Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Masnun
Copyright © ANTARA 2019