Tahun 1970, saat para pengelola kebun binatang di Indonesia menghadapi masa sulit dalam mengelola dan mencari dana untuk menghidupi ratusan ekor satwa, Hadi Manansang dan anak-anaknya—Tiga Macan Safari—mulai merintis kebun binatang dengan konsep taman safari yang luas dan memberikan lingkungan yang alami bagi satwa-satwa yang hidup di dalamnya.
“Berawal dari Oriental Circus Indonesia, kami memelihara satwa yang merupakan makhluk ciptaan Tuhan dengan kasih sayang. Melalui karunia dan berkatNya pula, satwa-satwa itu dapat berhasil berkembang biak dengan baik," tutur Jensen Manansang dalam siaran resmi, Rabu.
"Hal inilah yang kemudian membuat kami berpikir untuk melestarikan mereka dalam satu kawasan alami yang pada akhirnya dikenal dengan Lembaga Konservasi Taman Safari Indonesia yang berada di Cisarua, Bogor, Jawa Barat."
Sejarah pendirian Taman Safari Indonesia menjadi salah satu bagian yang diangkat dalam buku "Tiga Macan Safari: Kisah Sirkus Ngamen Sebelum Permanen" yang akan diluncurkan Sabtu mendatang di Jakarta Aquarium, Neo Soho, Jakarta Barat.
Buku ini akan mengungkapkan kecintaan keluarga besar Oriental Circus Indonesia kepada dunia binatang, serta jatuh bangun perjuangan mereka selama lebih dari 50 tahun.
Saat ini, Taman Safari Indonesia telah berkembang dengan membuat unit-unit lain seperti Taman Safari Indonesia II di Pringen, Jawa Timur, Bali Safari & Marine Park di Gianyar, Batang Dolphin Center, dan Jakarta Aquarium.
Baca juga: Pengelola Taman Safari diundang bantu bikin kebun binatang di India
Baca juga: TSP tambah koleksi tiga Bison Eropa-Amerika
Baca juga: Panda merah pertama Indonesia lahir di Bogor
Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2019