"Aktor dan komika itu enggak ada perbedaan. Bedanya komika main di ranah komedi sementara aktor di ranah akting, komika juga sesekali masuk ke ranah drama dan action. Ya bagi saya itu cuma bagian dari kesenian saja, menurut saya sama saja," kata Arie saat berbincang di Jakarta, Kamis (12/12).
Para komika terlibat dalam film layar lebar sejak tahun 2013 yang diawali lewat film "Comic 8". Dari sana, banyak film yang melibatkan komika seperti "Cek Toko Sebelah", "Ghost Writer", "Single", "Negeri Van Oranje", "Magic Hour", "Tiga Dara" dan lainnya.
Bagi Arie, ketika di atas panggung para komika juga berakting dengan materi yang telah disiapkan. Hal ini menurut Arie tidak jauh berbeda dengan kegiatan yang dilakukan oleh para aktor sehingga akan mudah untuk mengajak komika bermain film.
"Ketika kita nulis, mendalami materi, dan naik ke atas panggung, ketika kita stand up kita sedang mengadegankan materi kita. Jadi menurut saya teman-teman komika udah bisa melakukan itu sih jadi nggak kesulitan untuk mendirect mereka," kata pemain film "Jomblo" itu.
Arie sendiri selain menjadi aktor dalam film layar lebar, dia juga menjajal sebagai sutradara dalam serial web "Cek Toko Sebelah The Series". Namun Arie mengaku tidak ingin menjadi aktor sekaligus sutradara dalam judul yang sama.
"Saya tidak terlalu menikmati sih, kayaknya enggak konsentrasi ya. Jadinya saya mau main, kemudian kita lihat gambarnya apakah sudah sesuai. Saya lebih suka ketika saya main dinilai oleh orang lain daripada menilai diri sendiri," ujar Arie.
"Jadi kalau pertanyaannya suka atau tidak, saya suka main, saya suka di belakang layar. Yang saya tidak terlalu happy adalah bermain sambil berada di belakang layar, enggak bisa maksimal ya," lanjut pemain "Kulari Ke Pantai" itu.
Baca juga: Arie Kriting belum percaya diri jadi sutradara film
Baca juga: Tak punya resolusi, Arie Kriting: jalani takdir aja
Baca juga: Arie Kriting buka kemungkinan terjun ke dunia politik
Pewarta: Maria Cicilia
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2019