Para pengrajin di Kampung Abar, Distrik Ebungfauw, Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua menyiapkan sebanyak 1.000 gerabah sebagai suvenir untuk menyambut PON XX pada 2020.Warga Kampung Abar sedang menyediakan bahan baku untuk pembuatan 1.000 gerabah untuk papeda atau sempe dalam bahasa lokal kami
Salah satu kepala suku di Kampung Abar Naftali Felle, yang juga Ketua Kelompok Pengrajin Gerabah tradisional Titian Hidup di Sentani, Kabupaten Jayapura, Sabtu mengatakan para "mama-mama" (kaum perempuan) dan warga di kampung itu telah menyiapkan bahan baku gerabah sebagai suvenir pada PON XX.
"Guna menyambut perhelatan akbar PON XX nanti berbagai persiapan terus kami lakukan, warga Kampung Abar sedang menyediakan bahan baku untuk pembuatan 1.000 gerabah untuk papeda atau sempe dalam bahasa lokal kami," katanya didampingi Hari Suroto, peneliti senior dari Balai Arkeologi Papua.
Selain itu, kata dia, para pengrajin di Kampung Abar juga tengah menyiapkan pesanan sempe untuk rumah-rumah makan atau pun untuk pesanan dari pihak UMKM dan para penjual sagu kering.
"Ada juga pesanan untuk tempat cetak sagu kering yang kami sebut fornoau forno," katanya.
Naftali juga mengemukakan saat ini Kampung Abar tengah menyiapkan diri menjadi salah satu destinasi wisata pada saat PON XX.
"Warga di Kampung Abar terus berbenah diri untuk mendukung Pemkab Jayapura dan Pemprov Papua guna menyukseskan PON XX dengan menjadikan kampung kami sebagai tujuan wisata, harapannya hal ini didukung oleh semua pihak agar para duta olahraga bisa berkunjung ke tempat kami disela-sela kegiatannya nanti," kata Naftali.
Sementara itu, Hari Suroto dari Balai Arkeologi Papua mengemukakan berdasarkan data dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif disebutkan pertumbuhan nilai ekonomi kreatif berasal dari tiga subsektor yang menyumbang pertumbuhan tertinggi, yaitu kuliner, busana dan kriya.
"Kerajinan gerabah termasuk dalam seni kriya. Gerabah Abar secara tradisional berfungsi untuk mengolah dan menyajikan kuliner, jika hal ini dikemas secara kekinian tentu saja akan meningkatkan kesejahteraan pengrajin," katanya.
Untuk itu, kata alumnus Universitas Udayana Bali itu, ia menyarankan agar para pengrajin gerabah yang tergabung dalam kelompok Titian Hidup perlu pelatihan teknologi informasi yaitu pengenalan pemasaran produk melalui sosial media.
"Indonesia memiliki pengguna sosial media yang sangat banyak, sosial media sangat berpengaruh dalam berbisnis saat ini. Ada baiknya juga Pak Billy Mambrasar, sebagai Staf Khusus Presiden RI ikut membantu promosi Kampung Abar di Amerika Serikat saat menghadiri suatu konferensi nanti, agar lebih terkenal," katanya.
Baca juga: Arkeolog Papua temukan pecahan gerabah di Kampung Abar
Baca juga: Papua siapkan pengrajin noken untuk cendera mata PON 2020
Baca juga: Batik Papua ciptaan Yakobus Marjuki siap warnai PON 2020
Pewarta: Alfian Rumagit
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019