Varian ikan tuna kalengan di Indonesia hadir dalam larutan garam alias brine, ikan tuna dalam minyak sayur atau vegetable oil dan tuna pedas alias tuna hot spicy.
Namun, apakah mengkonsumsi tuna kalengan aman bagi tubuh? Apakah menyehatkan?
Pakar nutrisi sekaligus penulis buku "The Small Change Diet" Keri Gans mengatakan tuna kalengan aman dikonsumsi.
"Sebagai alternatif ikan segar, tuna kaleng aman," kata Gans dilansir Women's Health.
Meski demikian tetap harus hati-hati karena beberapa spesies tuna mengandung logam berat. Mereka bisa saja mengandung jumlah merkuri yang lebih tinggi ketimbang rata-rata yang bisa menyebabkan masalah kesehatan serius.
Itu sebabnya, kita tetap harus membatasi asupan tuna kaleng, utamanya jika sedang hamil.
"Manfaat bagi kesehatannya biasanya lebih penting ketimbang potensi risiko yang dihubungkan dengan derajat kandungan merkuri dalam tuna," kata pakar nutrisi Julie Upton.
Jenis tuna yang paling umum dikemas dalam kaleng adalah jenis "skipjack", biasanya yang dikalengkan adalah bagian tuna yang warna putih.
Umumnya, kandungan nutrisi berbagai jenis tuna sama saja, yang membedakan adalah jenis larutan yang diisikan dalam kaleng bersama tuna.
Dalam kemasan satu ons, tuna kaleng dalam minyak mengandung:
Kalori: 56
Lemak: 2.3 gram
Protein: 8,3 gram
Karbohidrat: 0 gram
Serat: 0 gram
Sodium: 416 mili gram
Dalam kemasan satu ons, tuna kaleng dalam air mengandung:
Kalori: 24
Lemak: 0.3 gram
Protein: 5,5 gram
Karbohidrat: 0 gram
Serat: 0 gram
Sodium: 247 mili gram
Selain menjadi sumber protein yang baik, tuna kaleng juga bisa menjadi sumber vitamin D dan asam lemak omega 3.
"Vitamin D dan omega 3 adalah nutrisi penting bagi perkembangan otak dan fungsi kognitif selain sebagai zat pereda inflamasi," kata pakar nutrisi Jessica Cording.
Vitamin D juga berperan penting dalam kesehatan tulang, fungsi ketahanan tubuh, pertumbuhan sel, sementara omega 3 befungsi mendukung struktur sel.
Jika khawatir soal kandungan merkuri, pilihlah tuna yang dagingnya berwarna putih saja. Alasannya, tuna kaleng dengan daging warna putih biasanya dibuat dari ikan yang lebih muda lebih kecil bobot tubuhnya sehingga mereka belum lama menyerap logam berat di dalam laut.
Untuk tuna putih, disarankan paling banyak mengkonsumsi hingga lima ons seminggu.
Selain itu, pilih tuna kaleng yang minim campuran, pilih saja yang bumbunya paling sedikit misal air atau minyak saja, tanpa bumbu
Baca juga: Gudeg kemasan kaleng dikembangkan di Sleman
Baca juga: Tips Mengkonsumsi Makanan Kaleng
Baca juga: Produk tuna kaleng Indonesia dominasi Saudi
Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2019