“Masih banyak potensi kerja sama kedua negara yang perlu digali, antara lain dalam bidang transportasi udara, perbankan, industri halal, pertanian, energi, dan industri strategi," kata Menlu Retno dalam keterangan tertulisnya, Selasa.
Indonesia dan Kazakhstan mencatat peningkatan nilai perdagangan yang signifikan dari 60,3 juta dolar AS (sekitar Rp844 miliar) pada 2018 menjadi 317,85 juta dolar (sekitar Rp4,4 triliun) pada periode Januari-Oktober 2019.
Lebih lanjut, Menlu Retno juga mengharapkan dukungan Kazakhstan sebagai anggota penggagas Eurasian Economic Union (EAEU) terhadap inisiatif pembentukan kesepakatan perdagangan bebas Indonesia–EAEU.
“Kerja sama dalam kerangka EAEU diharapkan dapat semakin memajukan perekonomian kawasan, khususnya di Eropa dan Asia,” tutur Retno.
Dalam pertemuan tersebut, Indonesia juga mendorong penyelenggaraan Pertemuan ke-2 Joint Commission on Economic Cooperation tahun depan. Komisi bersama itu diharapkan akan membuka batas-batas baru kerja sama ekonomi, khususnya dalam peningkatan hubungan antarpelaku usaha.
Kazakhstan, sementara itu, berharap Indonesia meningkatkan partisipasi dari pengamat menjadi anggota Islamic Organization for Food Security.
Kazakshtan juga mengundang Indonesia pada Conference on Interaction and Confidence Building Measures in Asia pada 2020. Kazakshtan akan menjadi ketuanya pada 2020-2022.
Baca juga: Kazakhstan berlakukan bebas visa untuk Indonesia mulai hari ini
Baca juga: Nur-Sultan, ibu kota Kazakhstan yang futuristik dan menginspirasi
Baca juga: Pindah ibu kota, delegasi DPD RI berguru ke Kazakhstan
Menengok Nur Sultan, ibu kota baru Kazakhstan
Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2019