Bupati Jember Faida mengatakan dalam membangun Sumber Daya Manusia Indonesia di 2045 tidak boleh kehilangan ideologi bangsa dan negaranya yaitu Pancasila.
Itu agar 2045 lahir bibit-bibit baru yang mau membangun Indonesia, serta memiliki kepintaran dan kecerdasan, berperilaku baik, dan mau bergotong royong untuk kebaikan.
"Membangun Indonesia sejatinya membangun Sumber Daya Manusia. Maka sebenarnya aset bangsa yang paling besar adalah SDM-nya bukan yang lain," ujar Faida dalam seminar 100 tahun Indonesia jilid II, mimpi tokoh muda untuk Indonesia 2045 di Wisma Antara Jakarta, Rabu.
Ia menambahkan dalam beragama, jika orang kehilangan iman maka dia kehilangan segala-galanya. Begitu pula dalam berbangsa dan bernegara, apabila kehilangan ideologinya maka negara dan bangsa kehilangan segala-galanya.
"Jadi, membangun SDM tidak boleh dilengahkan, harus membangun ideologi berbangsa dan bernegara. Karena itulah sejatinya kekuatan bangsa kita," kata Faida.
Indonesia akan mendapatkan anugerah bonus demografi pada 2020-2030 dengan usia produktif mencapai 70 persen.
Ini merupakan sebuah momentum yang tidak bisa dilewatkan oleh seluruh elemen di jajaran pemerintah bagaimana mempersiapkan program dan perencanaan yang strategis agar kesempatan ini tidak terbuang begitu saja.
Proyek pemerintah untuk menjadikan SDM unggul Indonesia Maju semestinya harus didorong dengan pembangunan ideologi sebagai pelecut motivasi agar mampu terus berkarya demi menciptakan perubahan untuk NKRI.
Moderator acara Seminar 100 Tahun Indonesia Jilid II Tina Talisa menyampaikan jika dulu yang dibangga-banggakan dari Indonesia adalah Sumber Daya Alamnya, padahal yang paling penting adalah membangun Sumber Daya Manusia.
"Saat saya kecil, yang dibanggakan adalah Sumber Daya Alam. Saya ingat sekali di zaman Sekolah Dasar itu dicekoki kalau Indonesia kaya Sumber Daya Alam. Tapi memang yang paling penting adalah Sumber Daya Manusia," ujar Tina.
Menghadapi abad 21 dimana tahun 2045 merupakan pertengahan abad 21, Tina mengatakan ada 4K yang dibutuhkan menjadi soft o Sumber Daya Manusia.
"Huruf K yang pertama adalah Kritis, yang kedua adalah Kreativitas, yang ketiga adalah Kolaborasi, dan keempat adalah Komunikasi," ujar Tina.
Hal itu bukan cuma penting dibekali untuk generasi mendatang tapi juga oleh para pemimpin di masa sekarang. Karena pemimpin yang dilihat itu adalah apa yang ia tinggalkan untuk generasi mendatang (legacy).
"Kita membayangkan tentang 2045. Karena ada bayi yang baru lahir, jangan sampai dia menyalahkan generasi kita," ujar Tina.
Baca juga: Mimpi Tokoh Muda, PWI: Pers mengambil peran untuk Indonesia 2045
Pewarta: Abdu Faisal
Editor: Yuniardi Ferdinand
Copyright © ANTARA 2019