• Beranda
  • Berita
  • Jasa Marga sebut beban maksimal Tol Layang 10 ton per gardan

Jasa Marga sebut beban maksimal Tol Layang 10 ton per gardan

19 Desember 2019 12:38 WIB
Jasa Marga sebut beban maksimal Tol Layang 10 ton per gardan
GM Traffic PT JM Jalan Layang Cikampek (JJLC) Aprimon (tengah), Corporate Communication & Community Development Group Head PT Jasa Marga (Persero) Tbk Dwimawan Heru (kiri) dan Pimpro Area I JJLC, Prajudi, menjawab pers di Simpang Susun Cikunir, Bekasi, Jabar (15/12/2019) (ANTARA/Edy Sujatmiko)

sama seperti aturan jalan tol lainnya yakni 10 ton MST per gardan

PT Jasa Marga Jalan Layang Jakarta-Cikampek (Elevated) menyebut beban maksimal kendaraan di tol layang mencapai 10 ton muatan sumbu terberat (MST) per gardan.
 
"Beban maksimal di 'elevated' (melayang) sama seperti aturan jalan tol lainnya yakni 10 ton MST per gardan," kata General Manager Traffic PT Jasa Marga Jalan Layang Jakarta-Cikampek, Aprimon, di Bekasi, Kamis.
 
Pernyataan itu merujuk pada pertanyaan terkait kebijakan pemerintah yang melarang kendaraan bertonase berat melintas di Tol Layang Jakarta-Cikampek.

Baca juga: Kecepatan kendaraan Tol Jakarta-Cikampek mulai meningkat
 
Dikatakan Aprimon, sebenarnya tol Jakarta Elevated sanggup menampung kendaraan bertonase berat, namun dengan sejumlah pertimbangan tertentu, akhirnya dilarang melintas.
 
Ketentuan yang dimaksud di antaranya faktor gangguan lalu lintas manakala terjadi permasalahan mesin hingga kecelakaan.
 
"Jika terjadi gangguan, akan sulit dievakuasi. Selain itu, laju kendaraan bertonase berat yang relatif lambat, dikhawatirkan mengganggu kelancaran kendaraan di belakangnya," ujar Aprimon.

Baca juga: Jasa Marga perbaiki 26 titik sambungan Tol Layang Jakarta-Cikampek
 
Pertimbangan itu yang menjadi rujukan Kementerian Perhubungan hingga mengeluarkan kebijakan terkait larangan melintas di tol layang bagi kendaraan bertonase berat.
 
"Sesuai Permenhub, truk tidak bisa naik ke atas (Elevated). Padahal secara tonase sebenarnya jalan tersebut sanggup, khawatir truk lambat dan gangguan sulit dievakuasi," katanya.

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2019