Menteri Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/BRIN) Bambang Brodjonegoro optimistis pengembangan riset Indonesia dapat menghasilkan inovasi yang tepat guna.Indonesia saat ini memerlukan lebih banyak hasil inovasi yang manfaatnya dapat dirasakan secara langsung oleh masyarakat untuk memperbaiki kehidupan mereka
"Bicara inovasi dari perusahaan-perusahaan Indonesia sekarang. Beberapa fokus yang bisa dikembangkan untuk inovasi adalah inovasi yang sifatnya tepat guna," katanya dalam acara Business Innovation Gathering (BIG) 2019 di Aiditorium Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) di Jakarta, Kamis.
Ia mengatakan bahwa Indonesia saat ini memerlukan lebih banyak hasil inovasi yang manfaatnya dapat dirasakan secara langsung oleh masyarakat untuk memperbaiki kehidupan mereka.
Kemudian, ia juga mengatakan inovasi yang sangat relevan dengan sebagian besar perusahaan di Indonesia adalah inovasi yang terkait dengan hilirisasi.
"Kalau sekarang timbangannya adalah sumber daya alam, bukan berarti sumber daya alam itu selamanya akan menjadi tumpuan dari pertumbuhan perusahaan," katanya.
Ia berharap sumber daya alam yang begitu melimpah di Indonesia, baik di sektor pertanian maupun pertambangan, dapat dijadikan sebagai objek dari penelitian dan pengembangan sehingga adan penciptaan nilai tambah atau hilirisasi dari produk pertanian maupun dari hasil tambang.
"Jadi artinya 'research and developement' dari perusahaan-perusahaan di Indonesia yang awalnya masih berbasis sumber daya alam, nantinya akan lebih fokus menjadikan Indonesia sebagai yang terdepan dalam konteks penciptaan nilai tambah pertanian dan pertambangan," katanya.
Indonesia, katanya, juga membutuhkan lebih banyak hasil inovasi yang dapat disinergikan dengan dunia usaha sehingga dapat dikomersialkan baik di pasar dalam negeri maupun luar negeri sehingga pada akhirnya kualitas hasil inovasi tersebut juga dapat meningkatkan daya saing bangsa Indonesia.
Oleh karena itu, forum bisnis dan inovasi BIG 2019 digelar untuk mempertemukan para stakeholder yang berasal dari para pengusaha dan juga para peneliti sehingga mereka saling menguatkan dan bersinergi menicptakan produk yang dapat diterima pasar industri.
"Jadi itu concern pertama kenapa kita ingin punya acara BIG. Kita ingin menjembatani dan kita ingin mendorong yang namanya 'triple helix'," demikian Bambang Brodjonegoro.
Baca juga: Menristek: Inovasi tidak harus selalu temuan yang luar biasa
Baca juga: Petani Kediri buat alat penebar pupuk
Baca juga: Menristek:riset hasilkan teknologi tepat guna dan substitusi impor
Baca juga: Rumah Kawin Kepiting juara Teknologi Tepat Guna
Pewarta: Katriana
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019