• Beranda
  • Berita
  • Kerja bakti massal Pantura Surabaya berhasil kumpulkan 9,5 ton sampah

Kerja bakti massal Pantura Surabaya berhasil kumpulkan 9,5 ton sampah

20 Desember 2019 16:20 WIB
Kerja bakti massal Pantura Surabaya berhasil kumpulkan 9,5 ton sampah
Sejumlah warga melakukan Kerja bakti massal dalam rangka menyambut Hari Nusantara Tahun 2019 di Pantai Utara Kota Surabaya, Jatim, Jumat (20/12/2019) (ANTARA/HO)
Kerja bakti massal dalam rangka menyambut Hari Nusantara Tahun 2019 di Pantai Utara Kota Surabaya, Jatim, Jumat, berhasil mengumpulkan sampah sebanyak 9,5 ton dari delapan zona dimulai dari Mangrove Tambak Wedi hingga Outlet Kenjeran 1.

Kepala Bidang Kebersihan, Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH) Surabaya, Arif Rusman mengatakan, total sampah yang terkumpul 9,5 ton ini didominasi sampah plastik.

Menurut dia sampah plastik yang terkumpul tersebut didominasi berasal di zona dua dan tiga. "Para peserta kerja bakti kali ini sangat antusias. Apalagi anak-anak (pelajar) dari awal sampai sekarang semangat bersih-bersih," kata Arif di sela-sela kegiatan kerja bakti.

Kegiatan tersebut diikuti oleh ribuan orang mulai dari Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemkot Surabaya, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), Tentara Nasional Indonesia (TNI), Polri, Kader Lingkungan, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), LSM serta pelajar SD, SMP se-Surabaya.

Baca juga: Bersih-bersih nelayan Pantai Pejarakan-Pemalang angkat 3 ton sampah

Baca juga: Laut dan pantai di Baubau dibersihkan ratusan warga


Selain itu, ia menjelaskan, lokasi kerja bakti terbagi menjadi delapan zona yakni, dimulai dari Mangrove Tambak Wedi – Bronjongan Tambak Wedi, zona kedua Bronjongan Tambak Wedi-Sisi Barat Jembatan Suromadu, dan zona ketiga adalah dari Jembatan Suramadu sisi barat-sisi timur.

Sementara pada zona keempat, yakni pintu air Jeblokan–batu-batu sisi timur Jeblokan, zona lima yakni Nambangan Perak–Taman Suroboyo sisi utara, zona enam Taman Suroboyo–Batu-batu pintu air Kenjeran, zona tujuh Pantai Batu–Batu Kenjeran dan terakhir zona delapan Bronjongan Larangan outlet pintu air Kenjeran 1.

Arif Rusman menjelaskan meskipun yang terlibat pada kerja bakti itu semua elemen, namun yang menyedot perhatiannya adalah saat melihat pelajar ikut bersih-bersih. Secara serentak ratusan pelajar dari SD–SMP se-Surabaya itu kompak memungut sampah lalu dimasukkan ke dalam keranjang rotan.

"Memang harus dimulai sejak dini untuk menjaga kebersihan, selain itu supaya mereka tahu bagaimana mulai dini membiasakan menjaga kebersihan lingkungan," ujarnya.

Bahkan, lanjut dia, dari semua itu yang paling menarik adalah setelah mengumpulkan sampah di keranjang rotan, mereka berbondong-bondong untuk menimbang dan menyaksikan berapa jumlah sampah yang berhasil diperoleh.

"Kita bisa saksikan bersama-sama betapa mereka asiknya kerja bakti," ujarnya.

Di kesempatan yang sama, salah seorang pelajar asal SMP Negeri 15 Surabaya, Zulfa Naswa Azzahra mengaku ini bukan pertama kalinya ia mengikuti kerja bakti massal. Menurut dia, di momen seperti ini selain kegiatan bersih-bersih, ia juga bertemu banyak teman dari sekolah-sekolah lain.

"Bisa mengeratkan persaudaraan sama sekolah-sekolah lain. Terus semoga kita semua bisa menjaga lingkungan sekitar," kata siswi kelas 7B ini.

Hal sama juga dikatakan siswa SD Negeri Gading 1 Surabaya, Muhammad Alfian Nur Rizqi. Ia mengatakan ini adalah kali pertama ia ikut kerja bakti massal. Bagi Alfian, kerja bakti massal adalah kegiatan yang seru. Bahkan ia menceritakan banyak sampah yang sudah berhasil dikumpulkan.

"Tadi saya sudah bersih-bersih sekitaran pantai, tepi atas. Yang paling banyak ditemukan sampah plastik, sedotan, biting, daun kering. Seru, pastinya gembira, lingkungan jadi bersih dan indah," katanya.

Baca juga: 23,5 ton sampah dihasilkan dari aksi bersih massal di Surabaya

Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019