Bahkan mereka yang tetap bekerja selama 41 jam seminggu atau hanya satu jam lebih lama dari rata-rata waktu bekerja per minggu meningkat risikonya terkena tekanan darah tinggi.
"Orang-orang harus sadar jam kerja yang panjang dapat mempengaruhi kesehatan jantung mereka," kata Xavier Trudel, asisten profesor di Laval University di Quebec, dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Medical Daily.
"Dan jika mereka bekerja berjam-jam, mereka harus memeriksa tekanan darah ke dokter," sambung dia.
Temuan ini didapat setelah peneliti menganalisis data yang melibatkan lebih dari 3.500 pegawai pada tiga lembaga publik di Quebec. Para peneliti memantau tekanan darah para peserta selama lima tahun.
Tim peneliti juga melihat faktor-faktor lain, termasuk usia karyawan, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, kebiasaan merokok, indeks massa tubuh dan tingkat stres kerja.
Mereka menemukan, pegawai yang sering bekerja terlalu keras setiap minggu memiliki peluang lebih tinggi untuk mengalami "hipertensi terselubung. Jenis hipertensi ini bisa tetap tidak terdeteksi bahkan selama pemeriksaan.
Hipertensi terselubung dan bahkan tekanan darah tinggi biasa dapat berkontribusi pada penyakit kardiovaskular, menurut Xavier.
Diperkirakan ada satu dari lima orang dengan hipertensi terselubung mengalami tekanan darah tinggi dalam pengaturan klinis. Diagnosis yang tertunda dapat menyebabkan keterlambatan perawatan, komplikasi serius, seperti stroke, gagal jantung dan penyakit ginjal kronis, dan bahkan kematian.
Para peneliti mengatakan karyawan yang bekerja lebih lama mungkin juga mendapatkan tekanan darah lebih tinggi di rumah karena tugas keluarga.
Baca juga: Tekanan darah pagi hari tinggi, normalkah?
Baca juga: Hindari kafein berlebih untuk cegah tekanan darah tinggi
Baca juga: Urine sedikit pertanda hipertensi berat
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2019