• Beranda
  • Berita
  • Rudiger soal rasisme: "Kapan omong kosong ini akan berhenti?"

Rudiger soal rasisme: "Kapan omong kosong ini akan berhenti?"

23 Desember 2019 10:13 WIB
Rudiger soal rasisme: "Kapan omong kosong ini akan berhenti?"
Kiper Chelsea Willy Caballero berbincang dengan Antonio Rudiger saat melawan Tottenham Hotspur pada pertandingan Liga Inggris di stadion Stamford Bridge, London, Kamis (28/2/2019). Chelsea yang bermain tanpa kiper utamanya Kepa Arrizabalaga, berhasil menang 2-0. (ANTARA FOTO/Reuters/pras.) (ANTARA FOTO/Reuters/pras./)
Antonio Rudiger, pemain belakang internasional Jerman yang menjadi sasaran nyanyian kera saat Chelsea menang dalam pertandingan Liga Premier atas Tottenham, mengatakan ia ingin pelakunya ditangkap dan dihukum.

Pemain berusia 26 tahun itu menjadi target sejumlah fans Tottenham setelah ia terlibat dalam bentrokan dengan Son Heung-min yang memicu kartu merah bagi bintang asal Korea Selatan tersebut.

Son menendang Rudiger setelah mereka bertubrukan dan bek tengah Jerman itu jatuh ke rumput memegangi perutnya.

Baca juga: Kemenangan Chelsea dirusak pelecehan rasial terhadap Ruediger

"Sungguh memalukan bahwa rasisme masih ada pada 2019. Kapan omong kosong ini akan berhenti?," cuit Rudiger.
"Saya sangat berharap para pelanggar akan ditemukan dan dihukum segera, dan di lapangan sepak bola yang modern seperti Stadion Tottenham Hotspur dengan lusinan TV dan kamera keamanan, seharusnya dimungkinkan menemukan dan kemudian menghukum mereka.
"Jika tidak, maka pasti ada saksi di stadion yang melihat dan mendengar insiden tersebut," katanya seperti dikutip AFP, Senin.

Baca juga: Chelsea kalahkan Tottenham, Mourinho tak berkutik lawan bekas timnya

Dalam pesan terdiri atas empat bagian melalui Twitter, Rudiger, yang bergabung dengan Chelsea dari Roma di Italia pada 2017, menekankan bahwa masalah tersebut disembunyikan.

Akan tetapi, ia bersikeras rasisme yang ia alami dalam kemenangan timnya 2-0 atas rival mereka yang berasal dari London, hasil dari aksi minoritas.

"Saya tidak ingin melibatkan Tottenham sebagai klub secara keseluruhan ke dalam situasi ini karena saya tahu bahwa hanya beberapa orang idiot yang menjadi pelaku."
Namun, ia menambahkan: "Sungguh menyedihkan melihat rasisme lagi dalam pertandingan sepak bola, tapi saya kira sangat penting untuk membicarakannya secara publik.

"Jika tidak, akan kembali dilupakan dalam beberapa hari (seperti biasa)."
Baca juga: Mourinho tak malu akui keunggulan taktik Chelsea

Baca juga: Lampard bangga bisa taklukkan Mourinho

Baca juga: Klasemen Liga Inggris, Tottenham dan MU tertahan usai telan kekalahan

Pewarta: Fitri Supratiwi
Editor: Bayu Kuncahyo
Copyright © ANTARA 2019