Delegasi tersebut akan melakukan pembahasan, yang disebut Presiden Tayyip Erdogan akan menentukan arah Turki dalam melakukan tindakan di kawasan.
Erdogan, Minggu (22/12), mengatakan lebih dari 80.000 warga sipil sedang bergerak untuk pindah dari Idlib di Suriah barat laut ke Turki setelah pasukan Rusia dan Suriah meningkatkan gempuran udara di kawasan itu.
Presiden Suriah Bashara al-Assad sudah menyatakan tekad akan merebut Idlib kembali.
Delegasi Turki, yang dipimpin Wakil Menteri Luar Negeri Sedat Onal, melakukan kunjungan ke Moskow beberapa minggu sebelum Presiden Rusia Vladimir Putin melaksanakan rencana lawatannya ke Turki.
Turki saat ini menampung sekitar 3,7 juta pengungsi Suriah. Jumlah itu adalah yang terbesar di dunia.
Turki khawatir gelombang baru pengungsi akan datang dari Idlib, daerah tempat sekitar tiga juta warga Suriah tinggal di wilayah benteng terakhir yang dikuasai kelompok pemberontak itu.
Erdogan mengatakan pada Minggu bahwa Turki tidak mampu menangani gelombang baru migran.
Turki telah mendukung pemberontak Suriah untuk menggulingkan Assad di negara yang dilanda perang saudara itu.
Delegasi juga akan membahas kemungkinan pengerahan tentara Turki serta dukungan militer Turki bagi Libya setelah Ankara dan Tripoli pada November menandatangani kerja sama militer.
Rusia mengatakan sangat khawatir soal kemungkinan pengerahan tentara tersebut.
Sumber: Reuters
Baca juga: Erdogan : Turki tak mampu tangani serbuan migran Suriah
Baca juga: Erdogan: Koridor perdamaian bertujuan selesaikan krisis migran Suriah
Baca juga: Turki kirim perjanjian maritim Libya ke PBB untuk persetujuan
Pewarta: Tia Mutiasari
Editor: Azis Kurmala
Copyright © ANTARA 2019